© 2019 Https://www.diadona.id
Mengurus anak adalah tantangan yang tidak mudah bagi orang tua. Seringkali orang tua mengalami 'pertempuran' dengan anak seperti saat anak sedang makan, mandi, ataupun tidur. Jika sudah begini, begini biasanya orang tua akan melampiaskan emosinya kepada anak dengan cara memarahi mereka.
Namun, tanpa disadari, cara itu justru akan membuat anak semakin keras kepala. Bagaimana ciri-ciri anak yang keras kepala? dan bagaimana cara mengatasi? Dikutip dari Momjunction (12.12), kami akan berikan cara-caranya.
Meskipun seringkali menjengkelkan, sebenarnya anak keras kepala adalah anak yang kreatif dan cerdas. Namun, kadang mereka mengekspresikannya dengan memberontak. Anak yang keras kepala biasanya berpegang teguh pada pendapat mereka sendiri dan tidak mau mendengar pendapat orang lain khususnya orang tuanya. Berikut adalah ciri-ciri anak yang keras kepala.
Mengatasi anak keras kepala harus diawali dengan komunikasi. Komunikasi yang baik tentunya yang dua arah. Jika orang tua ingin didengarkan oleh anak, maka orang tua juga harus mendengarkan anak. Anak yang keras kepala memiliki pendapat yang kuat, maka dengarkanlah mereka, lalu sikapi dengan bijaksana.
Pendekatan dengan Anak
Seperti yang diketahui, anak keras kepala cenderung memberontak atau istilahnya counterwill. Untuk itu jangan serta merta melarang atau menyuruh mereka melakukan sesuatu. Gunakanlah pendekatan yang halus, agar anak bisa lebih terbuka.
Beri Opsi
Saat anak bersikeras dengan apa yang ia inginkan, alih-alih melarang mereka, sebaiknya berilah opsi agar mereka bisa memilih. Buatlah pilihan yang sesederhana mungkin agar tidak menimbulkan masalah baru.
Tetap Tenang
Memarahi anak dengan cara menantang atau berteriak justru akan membuat keadaan semakin rumit. Untuk itu, usahakan orang tua untuk tetap tenang dan memikirkan jalan keluar dengan kepala dingin.
Bernegosiasi
Saat anak keras kepala, kadang sebagai orang tua kita perlu bernegosiasi dengan mereka. Negosiasi tidak harus berarti orang tua selalu menyerah pada tuntutan mereka. Sebagai contoh, misalnya anak belum mau tidur, coba negosiasikan waktu tidur yang disepakati kedua belah pihak.
Itu tadi cara-cara yang bisa menjadi panduan ibu untuk mengatasi anak yang keras kepala. Semoga berhasil!