Anak Nggak Bisa Nyanyi Adalah Anak Suka Nyanyi yang Tersakiti, Benar Begitu?

Reporter : Firstyo M.D.
Selasa, 11 Februari 2020 08:00
Anak Nggak Bisa Nyanyi Adalah Anak Suka Nyanyi yang Tersakiti, Benar Begitu?
Apa yang memengaruhi kemampuan dan kemauan bernyanyi seorang anak?

Saya kadang bingung dengan teman yang sama sekali buta nada tapi--seperti nggak sadar akan kebutaannya--nggak henti-henti bernyanyi. Suara saya juga nggak merdu sih, tapi setidaknya saya bisa menyanyi di kunci yang sesuai dengan musik. Apa sebenarnya yang memengaruhi mereka?

Ternyata, kebutaan akan nada di usia dewasa ada hubungannya dengan sesuatu yang terjadi di masa kecil seseorang, lho.

1 dari 3 halaman

Ledekan berpengaruh pada anak

Steven M. Demorest, profesor musik di Northwestern University, membenarkan hal tersebut. Demorest mengatakan bahwa semua anak sebenarnya terlahir untuk suka bernyanyi.

Lalu apa yang membuat kemampuan mereka berbeda-beda di kemudian hari?

" Saya pernah melakukan penelitian terkait hal ini. Rata-rata orang dewasa yang nggak tau nada dan berpikir dirinya nggak bisa bernyanyi dulunya pernah diledek atau disarankan untuk nggak bernyanyi oleh orang terdekatnya, entah guru atau orang tua," jelasnya dalam sebuah esai.

" Anak-anak kemudian akan memandang dirinya sendiri negatif sehingga memutuskan untuk nggak banyak berpartisipasi dalam kegiatan musik."

2 dari 3 halaman

Anak adalah musisi alami

Ilustrasi anak kecil bernyanyi

Nggak cuma itu, Demorest juga menjelaskan bahwa hilangnya kemampuan bernyanyi disebabkan karena vokal yang jarang dipakai dan kesempatan yang kurang. Anak-anak tersebut tetap bisa menyukai musik tapi nggak merasa dirinya pantas untuk bermusik. Pada akhirnya mereka nggak bisa dapat manfaat sosial dan kognitif yang terkandung dalam kegiatan bermusik.

Demorest menerangkan, " Banyak orang bertanya pada saya tentang apakah anak mereka punya bakat musik atau nggak. Saya selalu percaya bahwa anak-anak adalah musisi alami yang siap bernyanyi, menari, dan bermusik sejak lahir. Kemampuan itu tinggal diasah dan dikembangkan saja untuk dapat hasil yang terbaik."

" Berhasil atau nggak tergantung dari bagaimana keteguhan diri dan reaksi orang di sekitarnya. Beberapa anak dapat respon negatif dan mereka berhenti bermain musik," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Perlu dukungan orang tua dan guru

Agar anak bisa terus mengembangkan minatnya dalam musik, Demorest mengatakan bahwa perubahannya harus datang dari dua lingkungan pertama anak; rumah dan sekolah.

" Kalau kamu orang tua, ajak anak menyanyikan lagu yang kalian suka bersama. Nggak perlu berpikir itu merdu atau nggak. Momen bernyanyi tanpa ragu dan malu ini akan sangat berpengaruh baik untuk perkembangan musikal anak," terang Demorest.

Ternyata komentar orang dewasa terhadap apa yang dilakukan oleh anak-anak bisa seberpengaruh itu, ya. Sepertinya kita harus mulai berhati-hati dalam berkomentar. Jangan sampai komentar dari kita--yang menurut kita biasa saja--membuat anak berhenti melakukan apa yang dia suka.

Beri Komentar