Anak yang Jarang Main Ternyata Lebih Gampang Kena Masalah Mental

Reporter : Audila Rima Ndani
Kamis, 7 Mei 2020 13:37
Anak yang Jarang Main Ternyata Lebih Gampang Kena Masalah Mental
Jangan dilarang, Moms!

Setiap orang tua pasti ingin anaknya mendapatkan yang terbaik dalam kehidupan mereka. Orang tua mana sih yang nggak mau melihat anak-anaknya menjadi sukses di masa depan? Tapi terkadang keinginan itu bikin kita terlalu memaksa anak untuk terus-terusan belajar.

Kegiatan belajar memang menjadi kewajiban bagi setiap anak. Tapi melarang anak untuk bermain dan cuma nyuruh mereka belajar sepanjang waktu justru bisa berdampak buruk bagi anak lho! Bukannya tambah pinter, hal itu malah bisa menjadi racun bagi anak.

1 dari 3 halaman

ilustrasi anak belajar

Dari yang saya baca di Brightside.me, bermain bisa meningkatkan kesehatan mental pada anak. Sebaliknya, jika anak jarang bermain, justru kesehatan mental mereka akan terganggu.

Dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak selalu menghadapi penilaian orang lain yang dapat mencegah mereka untuk berpetualang di dunianya sendiri. Hal ini dapat menyebabkan anak mulai mengurangi waktu mereka untuk bermain dan menggantinya dengan belajar demi mendapatkan pujian atau hadiah dari orang lain.

2 dari 3 halaman

Ilustrasi anak sedih

Semakin sedikit waktu yang mereka habiskan untuk bermain sendiri maka hidup mereka akan lebih banyak dipengaruhi oleh orang lain. Hal ini dapat menyebabkan anak mudah dimanipulasi. Selain itu mereka akan lebih mudah merasa cemas karena takut nggak memenuhi harapan orang lain daripada menghabiskan waktu untuk bermain dengan bebas.

Dalam kasus anak-anak, mereka pertama kali mengontrol perasaan justru melalui kegiatan bermain. Mereka bisa mulai mengendalikan sendiri interaksi mereka dengan lingkungan. Semakin anak jarang bermain, maka semakin sulit mereka mengendalikan tindakan yang mereka buat. Jika anak nggak bisa mengontrol tindakan mereka, hal ini bisa berujung pada depresi.

3 dari 3 halaman

ilustrasi anak bermain

Dengan bermain, anak-anak mendapatkan dan kadang kehilangan kendali pada diri mereka. Tapi hal ini bisa mendorong anak untuk mulai belajar entang emosi dan cara mengendalikannya. Saat bermain anak akan berhadapan dengan rasa bahagia, sedih, menang, kalah, takut, dan kehilangan. Jika anak nggak mengalami hal ini, dia akan sulit untuk belajar menghadapi rasa sakit.

Semakin sedikit waktu yang mereka luangkan untuk bermain, semakin sedikit kontrol emosional yang akan mereka miliki. Kurangnya kontrol emosional pada anak dapat membuat mereka nggak tahu bagaimana harus bertindak ketika menghadapi rasa takut, yang dapat mengakibatkan depresi.

Jika kita melarang anak untuk bermain, maka mereka nggak akan bisa mengembangkan diri. Tapi bukan berarti kita harus membiarkan anak kita bermain terus tanpa belajar. Sebagai orang tua kita harus bisa mengontrol dan membantu anak menyeimbangkan waktu belajar dan waktu untuk bermain.

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat ya, Moms!

Beri Komentar