Anak yang Tumbuh dalam Keluarga Toxic Ternyata Menerima Dampak Lebih Buruk daripada Perceraian

Reporter : Olivia Lidya Elsanty
Minggu, 31 Mei 2020 11:15
Anak yang Tumbuh dalam Keluarga Toxic Ternyata Menerima Dampak Lebih Buruk daripada Perceraian
Perceraian bukan satu-satunya yang memberi dampak buruk.

Perceraian bisa saja menimpa pasangan manapun. Ketika perceraian itu terjadi, anak-anak turut menjadi pihak yang akhirnya tersakiti.

Apalagi melihat keluarga yang dianggapnya sempurna tiba-tiba harus terjatuh dalam perceraian, anak-anak akan merasakan kesakitan secara emosional. Hal ini kadang membuat pasangan urung bercerai karena takut melukai anak-anak, akibatnya mereka justru terjebak dalam keluarga yang toxic.

1 dari 3 halaman

Tanpa disadari, pasangan yang semacam ini akan menggiring anak-anak untuk hidup di lingkungan yang tidak sehat. Iya, orang tuanya tetap menikah tapi di dalam rumah hanya terjadi perdebatan dan perkelahian.

Perceraian memang akan meninggalkan trauma emosional bagi anak-anak, tapi bertahan dalam keluarga yang kejam dan penuh kekerasan tentu jauh lebih berbahaya bagi mereka. Pertikaian yang terus terjadi di dalam rumah, lama-lama akan membuat anak merasa tidak nyaman.

2 dari 3 halaman

Ilustrasi Anak Menangis karena Pertengkaran Orangtua

Ketegangan dan kecemasan akan menjadi pengalaman menyakitkan yang bisa membuat anak-anak mengalami pergulatan batin. Bahkan mereka pun akan merasakan 'dunianya' jadi berantakan.

Orang tua adalah pasangan yang bisa jadi role model sang anak dalam memandang sebuah hubungan romansa. Sehingga manakala orang tuanya mempertahankan hubungan yang toxic, anak-anak pun akan kesulitan membangun hubungan romansa di masa mendatang. Mereka pun akan berusaha melindungi diri agar tidak terluka lagi dengan cara yang demikian.

3 dari 3 halaman

Mengutip dari iheartintelligence.com, dibesarkan dalam keluarga yang toxic kemungkinan besar akan membuat anak mengalami masalah hati yang parah, seperti depresi, kecemasan, bahkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Cara terbaik untuk mengatasi hal ini yaitu dengan meminta bantuan pada terapis profesional.

Orang tua sebaiknya tidak saling menyalahkan dan mengambil kesimpulan sendiri. Mendatangi terapis atau psikolog bisa jadi cara terbaik untuk membantu anak terlepas dari trauma yang mendera.

Beri Komentar