© Freepik.com
Meski sudah menghadapi masa new normal, namun nggak semua sekolah sudah kembali melakukan kegiatan pembelajaran secara langsung. Akibatnya kelas online pun harus tetap dilakukan oleh banyak anak-anak di Indonesia.
Mungkin beberapa anak yang sudah berusia cukup dewasa bisa menghadapi kelas online yang biasanya dilakukan menggunakan gadget tersebut. Tapi banyak anak yang berusia lebih muda justru merasa kesulitan menjalani kelas online.
Pada dasarnya anak-anak di sekolah nggak hanya membutuhkan pelajaran saja, tapi mereka juga membutuhkan pengalaman berinteraksi sosial di sekolah. Makanya pasti banyak anak yang nggak terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran secara online dan menghadapi banyak kesulitan.
Lantas apa yang harus dilakukan?
Dilansir dari Today's Parent, seorang ahli dalam pendidikan anak usia dini dan dasar di Universitas Stanford, Deborah Stipek, mengungkapkan bahwa memang ada beberapa bukti yang menunjukkan jika anak berusia tiga tahun sudah bisa berinteraksi dengan aplikasi. Tapi meski dalam jangka waktu pendek, anak-anak tetap membutuhkan interaksi secara langsung dalam kegiatan belajar mereka.
Selanjutnya Tiffany Gallagher, seorang profesor pendidikan di Brock University, mengungkapkan bahwa dia mengamati dan menemukan siswa yang paling cocok untuk menjalani kelas online selama pandemi adalah anak-anak yang berusia antara 8 dan 13 tahun. Hal itu terlihat dari cara mereka mengakses dan masuk ke teknologi online.
Selanjutnya Tiffany juga mengatakan bahwa anak berusia antara 8 dan 13 tahun sudah punya keterampilan dasar menggunakan perangkat keyboard dan mouse atau trackpad. Selain itu mereka juga sudah bisa mengoperasikan aplikasi di komputer serta menggunakan alat pencarian tanpa bantuan.
Di usia delapan tahun, kebanyakan anak-anak juga sudah punya disiplin untuk mempertahankan fokus dalam jangka waktu yang lebih lama. Tapi anak-anak dengan usia yang lebih muda hanya punya sekitar 15 menit atau lebih untuk fokus sebelum mereka nggak tahan dan keluar.
Anak di usia yang lebih muda memang belum punya keterampilan fokus yang baik. Sangat mudah bagi mereka untuk terganggu selama kelas online.
Untuk sedikit mengurangi masalah tersebut, Tiffany menyarankan agar orang tua membuat ruang khusus untuk pembelajaran online. Nggak perlu terlalu besar, yang penting bisa memisahkan kegiatan sekolah dengan kegiatan keluarganya.
Selain itu, orang tua juga bisa memberikan waktu pada anak untuk melakukan kegiatan di luar kelas online. Kegiatan tersebut bisa berupa menggambar, mendengarkan musik, bermain rubik, melakukan teka-teki, mewarnai, hingga bermain scrabble. Kegiatan fisik seperti istirahat atau peregangan dengan menari juga bisa menjadi alternatif bagi anak untuk menghilangkan rasa jenuh sebelum memulai kelas online kembali.
Di kondisi seperti ini kita memang harus mencoba segala cara untuk membuat anak merasa nyaman belajar secara online. Hal ini tentu dilakukan agar anak nggak sampai tertinggal pelajaran dan tetap mendapat pendidikan selama pandemi ini.
Semoga informasi ini bisa membantu kamu ya!