© Shutterstock.com/g/GITCASRON
Meski nggak ada yang mau mengalaminya, namun pada akhirnya banyak pasangan yang harus berakhir dalam sebuah perceraian. Terkadang bercerai dianggap sebagai keputusan paling baik yang dipilih oleh banyak pasangan untuk menyelamatkan diri mereka.
Namun saat memutuskan untuk bercerai, nggak hanya orang tua saja yang terkena dampaknya, tapi anak juga bisa merasakan perubahan besar yang terjadi dalam hidup mereka. Bahkan kenyataannya banyak anak yang mengalami depresi karena perpisahan orangtuanya.
Dilansir dari Times of India, seorang ayah bercerita tentang pengalamannya setelah bercerai. Dia dan mantan istrinya memutuskan untu tetap bekerja sama merawat putranya meski mereka telah berpisah.
Namun suatu hari sang anak yang kini telah berusia 12 tahun tiba-tiba nggak mau bertemu dengannya lagi. Dia pun bingung bagaimana caranya meningkatkan hubungan dengan putranya itu.
Pertanyaan ayah itu kemudian mendapat tanggapan dari dr. Ishita Mukerji, psikolog senior pusat kesehatan mental di India. Ishita mengungkapkan bahwa pengaruh ayah begitu penting dalam kehidupan seorang putra.
Seorang anak laki-laki membutuhkan masukan dari seorang ayah karena hal tersebut membuka jalan bagi perkembangan peran sosial yang tepat pada anak. Apalagi saat mereka memasuki masa remaja.
Usia pubertas biasanya membawa perubahan pada anak dalam perspektif dan proses berpikir. Dalam fase ini, penting bagi orang tua untuk lebih banyak berkomunikasi dengan anak agar mereka nggak merasa kesepian atau sendirian.
Jika anak sulit didekati, kita bisa menanyakan pada teman-teman dan guru tentang perilaku mereka di sekolah. Sering kali masalah emosional muncul dalam berbagai lingkungan, termasuk sekolah.
Kita perlu mencari tahu bagaimana anak berinteraksi dengan teman-temannya. Saat mulai memasuki masa remaja, interaksi anak dengan teman sebaya akan berubah dan berdampak pada keadaan emosional mereka.
Untuk mengatasi hal ini, kita juga bisa mulai berdiskusi dengan mantan pasangan kita. Hal ini dilakukan agar kita sama-sama tahu tentang masalah yang terjadi pada anak dan mencari jalan keluarnya.
Saat anak sudah mulai mau kembali terbuka dengan kita, kita bisa memberinya kesempatan untuk berbica dan mencurahkan isi hati serta menceritakan kegiatannya setiap hari. Selain itu kita juga harus sadar bahwa transaksi emosional harus dilakukan secara dua arah.
Nggak hanya anak, tapi kita juga perlu membuka diri pad anak dan berbagi banyak hal tentang kehidupan. Hal ini bisa dilakukan untuk membuat anak merasa nyaman dengan kita.
Semoga informasi ini bisa membantu kamu ya!