© Shutterstock.com
Beberapa orang tua mengajak anaknya menonton film horor tanpa terlalu memikirkan dampaknya kepada buah hati. Padahal, kegiatan ini bisa berpengaruh negatif pada anak.
Praktisi gentle parenting dan influencer, Halimah, mengatakan kalau dampak menonton film horor pada anak-anak bisa sangat beragam terutama anak-anak yang masih berusia di bawah 6 tahun.
Beberapa orang tua mungkin berpikir kalau anak yang masih kecil tak akan ingat film horor yang ia tonton bersama orang tuanya atau adegan-adegan yang menyeramkan.
Halimah pun membenarkan bahwa anak memang tak akan mengingat detail-detail dari film horor yang ia tonton saat kecil. Namun ternyata, hal ini bisa tersimpan selamanya di nervous system atau sistem saraf.
© https://www.unsplash.com/Chinh Le Duc
Nervous sistem adalah sebuah sistem yang nantinya akan aktif ketika seseorang mengalami sebuah kejadian sesuai dengan ingatan yang tersimpan di pusat saraf.
Halimah pun memberikan contoh ketika ada orang yang tangannya selalu berkeringat saat mau ngomong atau tampil di publik, kemungkinan besar dia memiliki pengalaman yang buruk ketika dia harus ngobrol atau ketika dia harus berbicara.
" Inilah yang dinamakan nerveous system, ingatan yang tersimpan di pusat saraf. Jadi ingatannya nggak selalu berupa memori yang bisa kita ceritakan, tapi tubuh kita merekam memori seperti itu." , tambah Halimah.
Ini yang dimaksudkan oleh Halimah tadi bahwa anak bisa memberikan respons yang beragam akan ingatan dari menonton film horor. Ada anak yang jadi penakut, tidak berani ke kamar mandi sendiri atau tidur sendiri karena terbayang-bayang adegan seram.
© shutterstock.com
Namun, ada juga anak yang justru jadi adiktif atau ketagihan untuk nonton film horor. Dia jadi suka melihat hal yang seram-seram, adegan-adegan yang sadis atau berdarah-darah, hingga adegan yang memuat konten kekerasan.
Bila makin berlarut-larut anak kecanduan nonton film horor, bukan tak mungkin ia akan mulai bereksperimen pada hal-hal kecil di sekitarnya seperti hewan.
Anak jadi mulai menyakiti hewan, menyakiti temannya yang lebih lemah, atau bisa juga menyakiti adiknya. Halimah menuturkan anak bisa menjadi lebih agresif karena sering nonton film horor.
Otak anak yang masih muda memang sangat elastis dan ada banyak sekali pembentukan yang terjadi di dalam otak tersebut. Oleh sebab itu, menonton adegan-adegan yang seram atau sadis di film horor bisa benar-benar berbahaya untuk anak.