Twentyoverten
Teknologi telah membuat lebih mudah dari sebelumnya untuk mengawasi anak-anak. Dilansir dari parents.com, lebih dari setengah orang tua mengatakan mereka memeriksa akun media sosial remaja mereka. Tetapi haruskah Anda benar-benar menelusuri feed sosial anak Anda?
Kenyataannya adalah, aktivitas anak Anda dapat memberikan wawasan tentang apakah mereka mengalami masalah atau tidak. Penggunaan media sosial bahkan dapat menjadi alasan mereka. Remaja usia 12-15 yang menggunakan media sosial selama lebih dari tiga jam per hari berisiko lebih tinggi untuk masalah kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, dan agresi, menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh JAMA Psychiatry.
Aktivitas media sosial juga dapat mempengaruhi prospek perguruan tinggi dan pekerjaan di masa depan. Dengan 45 persen remaja mengatakan bahwa mereka memainkan medsos hampir setiap hari, normal bagi setiap orangtua untuk ingin melindungi mereka. Pertanyaannya, apa membimbing dan melindungi anak-anak dan harus dengan menyerang privasi mereka?
Stalking dalam hal ini Spying atau memata-matai membawa konotasi negatif, kata Gail Saltz, M.D., seorang profesor psikiatri klinis di Rumah Sakit Presbyterian New York, Weill-Cornell Medical College dan psikoanalis dengan New York Psychoanalytic Institute. " Secara definisi, kamu melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan orang tersebut dan menyerang privasi mereka. Yang ingin kamu lakukan adalah memantau anak Anda," katanya.
Lalu, apa perbedaan antara mata-mata dan pemantauan? Para ahli mengatakan yang terakhir berarti memeriksa sekitar sekali seminggu daripada setiap hari. Lisa Strohman, Ph.D., seorang psikolog klinis, menambahkan orang tua dapat menggunakan aplikasi, mengikuti remaja di media sosial, atau meminta password. Tetapi mereka harus selalu transparan dengan anak mereka dan menghindari penggunaan akun palsu.
Mungkin ada batasan apa yang harus dipantau orang tua. Dr. Saltz menyarankan agar tidak melihat pesan teks, yang merupakan percakapan pribadi. " Anda tidak memiliki hak untuk memeriksa potensi obrolannya dengan pacar atau teman sebayanya," katanya. Pada tingkat tertentu, media sosial akan memberi Anda petunjuk tentang apa yang mungkin terjadi.
Di sisi lain, ada juga saat-saat ketika orangtua bisa melangkah lebih jauh dari yang dijanjikan. Jika seorang remaja menunjukkan tanda-tanda masalah serius, seperti bunuh diri, orang tua mungkin ingin melihat aktivitas digital yang sebelumnya terlarang seperti teks. " Jika kamu berpikir anak kamu mungkin melakukan sesuatu yang sangat berbahaya, kamu boleh melakukan hal-hal yang terlarang tadi, seperti membaca chat atau memata-matai lebih dalam," kata Dr. Saltz. Tetapi selalu pastikan untuk berbicara dengan anak terlebih dahulu sebelum mengambil langkah lain, tambah Dr. Saltz.
Mereka biasanya tidak menerima pendidikan yang sama sebelum mendapatkan handphone atau akses media sosial. Namun merupakan ide bagus untuk mengajar anak-anak cara tetap aman di media sosial dan menggunakannya secara bertanggung jawab.
Strohman telah mencoba melakukan itu sebagai pendiri DCA Kids, sebuah program yang menyediakan sumber daya bagi orang tua, pendidik, dan anak-anak tentang penggunaan teknologi sehat mulai dari taman kanak-kanak. Pada usia itu, mereka memperkenalkan teknologi dan aspek positifnya sambil mengingatkan anak-anak agar aman dalam menggunakan media sosial.
Meskipun anak-anak sudah dapat memilah apa yang baik dan tidak baik di media sosial, ada kalanya pasti akan membuat kesalahan dari waktu ke waktu.
Mengajarkan anak untuk bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial adalah penting. Meskipun memata-matai adalah hal yang tidak baik, namun ada kalanya sebagai orang tua disaat-saat tertentu perlu untuk melakukan ini. Yang terpenting adalah pengetahuan anak-anak tentang media sosial yang bertanggung jawab karena remaja rentan akan pengaruh apapun dari luar.