© Irishnews.com
Menyusui bayi dengan air susu ibu atau ASI dianggap menjadi cara terbaik yang bisa dilakukan oleh seorang ibu untuk memenuhi kebutuhan bayi. ASI memang disebut memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi bayi.
Meski begitu, nggak jarang para ibu harus mengalami masalah saat menyusui. Salah satu masalah yang sering terjadi adalah keterlambatan produksi ASI pada payudara.
Produksi ASI memang terjadi secara alami. Biasanya proses tersebut mulai terasa bahkan saat bayi masih belum lahir. Namun, bukan berarti saat produksi ASI pada payudara terlambat artinya kita gagal sebagai ibu, Moms!
Dilansir dari Verywellfamily, berikut beberapa penyebab keterlambatakn produksi ASI yang dialami oleh ibu.
Payudara ibu yang baru pertama kali memiliki bayi memerlukan waktu sampai lima hari setelah persalinan untuk benar-benar terisi ASI. Setelah proses menyusui dimulai, kemungkinan prosuksi ASI akan terjadi lebih cepat.
Persalinan yang lama dan menegangkan ternyata bisa memengaruhi produksi ASI pada ibu. Selain itu, jika persalinan menggunakan anestesi, Pitocin, atau cairan IV yang berlebihan maka hal itu juga dapat membuat prosuksi ASI menjadi lebih lambat.
Pembedahan, stres, rasa sakit, dan faktor-faktor emosional yang disebabkan oleh operasi caesar bisa membuat seorang ibu membutuhkan waktu lama untuk mengeluarkan ASI. Jika ASI sudah mulai keluar, kita harus segera menyusui bayi.
Tubuh kita mungkin sudah bisa menghasilkan ASI pada trimester akhir kehamilan. Namun stres saat melahirkan prematur dan ketidakmampuan menyusui bayi setelah mereka lahir bisa menunda produksi ASI.
Bayi yang lahir dengan lidah terikat, bibir sumbing, atau masalah neurologis mungkin bisa mengalami kesulitan saat menyusui. Hal ini tentu dapat mengganggu kondisi produksi ASI.
Ibu yang mengalami diabetes memerlukan waktu lebih lama untuk mulai produksi ASI. Keterlambatan ini bisa disebabkan oleh masalah hormon, tingginya tingkat c-section, dan persalinan prematur.
Jika kita memiliki gejala hipotiroidisme atau PCOS, mungkin perlu waktu lebih lama bagi kita untuk mengeluarkan ASI. Sebaiknya untuk mulai menyusui kita juga harus melakukan konsultasi dengan dokter.
Kelebihan berat badan terlalu banyak selama kehamilan juga bisa mengganggu produksi ASI setelah emlahirkan. Untuk merangsang produksi ASI, kita bisa meletakkan bayi pada payudara dan memperhatikan pertumbuhan berat bayi.
Saat bagian dari plasenta tertinggal di dalam rahim setelah melahirkan ternyata bisa mencegah perubahan hormon yang diperlukan tubuh untuk mulai menghasilkan ASI. Setelah dokter menghilangkan sisa-sisa plasenta yang tertahan, hormon akan bergeser dan ASI akan mulai dihasilkan.
Kista ovarium penghasil testosteron ini bisa menunda produksi ASI. Tapi hal ini biasanya akan menghilang dengan sendirinya beebrapa minggu setelah melahirkan.
Semoga informasi ini bisa membantu kamu ya!