© Womensmentalhealth.org
Melihat kelucuan bayi atau anak selebriti melalui akun media sosial mereka bisa menjadi hiburan tersendiri bagi banyak orang. Banyak dari selebriti Indonesia yang menggunakan media sosial untuk membagikan kelucuan serta perkembangan anak mereka pada dunia. Mulai dari foto hingga video kelucuan anak mereka bisa ditonton oleh banyak orang yang menggunakan media sosial.
Tetapi kesenangan berbagi perkembangan anak melalui media sosial ini ternyata memunculkan beberapa kasus yang cukup membuat banyak orang tua merasa kesal. Salah satunya adalah baby shaming.
Baby shaming merupakan tindakan yang dilakukan seseorang untuk mencela bayi atau anak entah dari segi fisik atau perilakunya. Kasus ini tidak hanya dialami para selebriti aja, lho. Tapi kamu sebagai ibu biasa pun juga bisa mengalaminya.
Salah satu selebriti Indonesia yang pernah mengalami baby shaming adalah Tasya Kamila. Dia secara langsung menyampaikan kekesalannya melalui akun Instagram miliknya.
Tasya mengaku dirinya sering mendapatkan komentar tidak menyenangkan tentang anaknya dari para netizen. Komentar itu mulai dari menyinggung wajah anaknya hingga tentang berat badan sang anak yang tak luput dari cacian netizen. Menghadapi hal itu, hati ibu mana sih yang tidak merasa sedih?
Mungkin kamu sebagai ibu muda juga pernah mendapat komentar tidak menyenangkan yang mengejek anakmu di media sosial. Kamu pasti merasa kesal setengah mati atau bahkan jadi kepikiran dan uring-uringan sendiri.
Bermain media sosial memang seperti berada di hutan rimba yang tidak kita ketahui. Kita tidak pernah bisa mengontrol tindakan orang lain pada kita di media sosial. Sementara kita tidak bisa menghentikan keinginan untuk membagikan foto dan video ke media sosial.
Lalu siapa yang harus disalahkan?
Selain para netizen yang harusnya lebih bijak dan nggak hanya jadi tukang nyinyir di media sosial, sebaiknya kita sebagai orang tua juga lebih memperhatikan postingan kita di media sosial. Terutama seputar anak.
Dilansir dari Forbes, banyak orang tua yang nekad melakukan banyak cara hingga berbohong untuk menunjukkan pada dunia bahwa mereka adalah orang tua yang luar biasa dan berhasil mendidik anak menjadi sukses. Tindakan ini jelas disebabkan oleh penggunaan media sosial yang terlalu berlebihan.
Teman saya bahkan secara terang-terangan mengungkapkan alasan dia sering membagikan foto kelucuan anaknya di media sosial adalah karena ingin memamerkan anaknya pada teman-temannya. Alasan ini tentunya hanya untuk memuaskan diri kita sebagai orang tua.
Mengunggah foto anak di media sosial memang hak setiap orang sebagai pengguna media sosial. Banyak dari kita yang ingin terlihat bahagia dengan menunjukkan momen kebersamaan bersama keluarga dan anak. Namun kita juga harus lebih peka terhadap konsekuensi dari tindakan itu. Risiko baby shaming, penyalahgunaan informasi, hingga kasus penculikan bisa saja terjadi pada anak kita. Untuk itu kita sebaiknya lebih cerdas dalam memanfaatkan media sosial sebagai tempat untuk berbagi cerita.