© Flo.health
Pencernaan yang baik menjadi salah satu hal yang bisa menunjukkan bahwa seseorang memiliki kondisi yang sehat. Tentu hal itu juga menjadi harapan bagi kita sebagai seorang ibu terhadap anak.
Tapi tahu nggak sih, dilansir dari Fatherly, ternyata nggak semua bayi langsung bisa buang air besar setelah lahir. Mereka membutuhkan bantuan untuk segera mengisi popok.
Beberapa masalah seperti perubahan gaya hidup, masalah menyusui, kurangnya flora usus, atau sakit bisa menyebabkan bayi sulit buang air besar. Saat bayi nggak bisa buang air besar, hal itu menjadi sebuah masalah yang harus segera diatasi.
Menurut dr. Syeda Amnda Husain, pendiri Pure Direct Pediatrics, bayi yang terbiasa buang air besar beberapa kali sehari saat pertama kali lahir, bisa buang air besar lebih lambat beberapa hari setelahnya. Saat bayi hanya sekali buang air besar dalam beberapa hari, bisa dikatakan kondisi itu cukup normal.
Selanjutnya, Syeda juga menjelaskan tentang bakteri pada usus bayi yang berubah seiring pertumbuhan mereka.
" Bakteri usus bayi berubah dan menjadi dewasa seiring bertambahnya usia bayi. Bakteri ini memainkan peran penting dalam proses pencernaan dan merupakan salah satu alasan tinja bayi berubah karakter selama beberapa bulan pertama kehidupan," ungkap Syeda dalam Fatherly.
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif bisa mengalami perubahan yang lebih ekstrim. Bayi bisa buang air besar setiap selesai menyusu, menyimpannya untuk satu kali buang air besar dalam sehari, atau menghabiskan beberapa hari untuk mengeluarkan kotoran.
Menurut Syeda, yang harus diperhatikan adalah konsistensi feses dan kenyamanan bayi. Dalam kasus sembelit bayi, Syeda menjelaskan bahwa jarang buang air besar bukan berarti bayi mengalami dehidrasi.
Makanya sebaiknya orang tua nggak menawarkan air untuk bayi di bawah usia 6 bulan. Satu-satunya cairan yang harus diterima bayi adalah ASI atau susu formula.
Pengobatan bisa dilakukan untuk mengatasi masalah sulit buang air besar pada bayi. Syeda terkadang merekomendasikan beberapa cara setelah melihat kondisi bayi terlebih dahulu.
" Kadang-kadang, saya akan merekomendasikan probiotik, tapi saya ingin melihat anak itu terlebih dahulu dan mengetahui faktor yang berhubungan dengan diet dan riwayat tinja," ujar Syeda.
Fatherly juga memberikan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu bayi buang air besar sebagai berikut:
1. Carilah konsistensi waktu antara buang air besar bayi untuk mengetahui apakah bayi benar-benar mengalami masalah
2. Cobalah probiotik tapi pastikan untuk meminta panduan dari dokter anak
3. Cobalah menempatkan bayi dalam posisi telentang dan bersepeda dengan kaki sebagai permainan yang menyenangkan dan interaktif
4. Hindari metode seperti stimulasi rektal manual yang dapat menyebabkan bayi menjadi tergantung
Semoga informasi ini bisa membantu ya, Moms!