© Freepik.com/pressfoto
Belakangan ini, sebuah video menjadi viral di mana seorang ayah memergoki anaknya yang masih berusia 11 tahun main roleplay atau RP. Anaknya pun menangis dimarahi oleh ayahnya.
Roleplay atau yang sering disingkat menjadi RP adalah suatu bentuk permainan di mana pemainnya bisa menirukan atau berpura-pura menjadi idola atau tokoh lain yang ia pilih. Sayangnya, permainann roleplay ini juga bisa memberikan dampak negatif kepada anak. Berikut ini beberapa di antaranya:
Ketika seseorang menjadi terlalu terpaku pada permainan peran dan tidak mampu mengendalikan kebutuhan atau waktu yang dihabiskan untuk bermain, hal ini dapat mengarah pada kecanduan. Kecanduan permainan peran dapat mengganggu keseimbangan hidup, menyebabkan penurunan kinerja sekolah atau pekerjaan, dan merusak hubungan sosial.
Terkadang, beberapa orang memainkan RP terlalu dewasa seperti berpura-pura menjadi pasangan kekasih hingga suami istri. Hal ini bisa menyebabkan anak terpapar hal-hal yang berbau seksual hingga phone seks.
Padahal, terkadang ada anak di bawah umur yang bermain roleplay tetapi tak diketahui karena ia memang tak perlu memberitahukan umur atau identitas aslinya saat bermain RP.
Jika seseorang terlalu terfokus bermain roleplay, mereka dapat mulai menarik diri dari hubungan sosial di dunia nyata. Mereka mungkin mengabaikan interaksi dengan keluarga, teman, dan aktivitas sosial lainnya karena keterlibatan yang berlebihan dalam permainan tersebut.
Jika roleplay mendominasi hidup seseorang, mereka mungkin mengabaikan tanggung jawab lainnya seperti pekerjaan, pendidikan, atau kewajiban sehari-hari. Ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan hidup yang merugikan dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan seseorang di bidang lain.
Orang yang terlalu menjiwai saat bermain roleplay, mungkin bisa kehilangan jati dirinya. Ia terbiasa melakukan kebiasaan dan perilaku idola atau karakter yang ia mainkan, sampai-sampai ia melupakan kepribadiannya sendiri.
Itulah beberapa dampak negatif dari permainan RP yang sekarang mendadak viral di media sosial. Bagaimana nih pendapat Mom dan Dad tentang permainan yang tren di kalangan remaja tersebut?