© Unsplash.com / Sai De Silva
Berbicara pada anak memang susah-susah gampang. Kita terkadang bingung bagaimana mengenalkan topik-topik sulit untuk dibicarakan dengan anak kecil. Topik-topik sulit untuk anak-anak termasuk perceraian, penyakit, kematian, seks, dan bencana alam.
Membicarakan topik-topik sulit adalah juga meyakinkan anak memahami berbagai hal, dan memungkinkan kamu menjelaskan nilai-nilai keluarga. Cara kamu berbicara tentang topik-topik sulit bergantung pada usia dan kemampuan anak Anda untuk memahami.
Nah, artikel kali ini akan membahas tentang bagaimana berbicara tentang topik sulit pada anak.
Perceraian, penyakit, kematian, seks, bencana alam, semuanya adalah bagian dari kehidupan. Membicarakan topik sulit adalah salah satu cara kamu dapat membantu anak menghadapi kesulitan hidup.
Jika kamu mendorong komunikasi terbuka tentang topik-topik sulit, anak kmu mengetahui bahwa dia selalu dapat berbicara denganmu. Dia akan mengerti bahwa kamu akan berada di sana untuk mendengarkan jika ada sesuatu yang mengkhawatirkannya. Ini adalah dasar yang bagus untuk komunikasi di masa remaja.
Berbicara tentang topik-topik sulit memperkuat kemampuan anak untuk berpikir, menyelesaikan masalah dan berkomunikasi. Ini juga membantu membangun ketahanan mental anak.
Dan berbicara tentang topik-topik sulit dengan anak akan memberi kamu kesempatan untuk menjelaskan nilai-nilai dan kepercayaan yang penting bagi keluarga.
Cara Anda menangani topik-topik sulit akan tergantung pada usia anak dan bagaimana ia memahami dunia.
1. Balita dan anak-anak prasekolah
Balita dan anak-anak prasekolah memahami perbedaan antara merasa bahagia, sedih, takut atau marah. Tetapi mereka membutuhkan banyak jaminan untuk memahami perasaan baru dan lebih kompleks. Dan mereka juga berpikir dengan cara yang sangat konkret dan masih belajar bagaimana konsep-konsep tersebut cocok bersama.
Ini berarti bahwa ketika berbicara tentang topik-topik sulit dengan balita dan anak prasekolah, ada baiknya untuk berfokus pada perasaan bahwa mereka memahami dan menjelaskan hal-hal dalam bahasa yang sederhana. Sebagai contoh:
2. Anak-anak usia sekolah
Pada usia ini, anak-anak memiliki kedewasaan emosional yang lebih dan memahami emosi yang lebih kompleks. Namun, kadang-kadang emosi baru masih membebani mereka. Otak mereka berkembang pesat, dan mereka dapat menyerap informasi baru dengan cepat. Dunia mereka telah berkembang juga, dan mereka mungkin menemukan topik yang lebih sulit melalui media atau percakapan dengan anak-anak lain di sekolah.
Ini berarti bahwa ketika kamu berbicara tentang topik-topik sulit dengan anak usia sekolah, kamu dapat berbicara tentang emosi yang lebih kompleks dan membahas lebih detail. Seperti:
Merupakan ide bagus untuk memikirkan topik-topik sulit sebelum anak bertanya. Dengan cara ini kamu akan siap ketika topik yang sulit muncul.
Berikut adalah beberapa tips untuk membantu kamu merencanakan percakapan yang sulit:
Mungkin ada hal-hal yang kamu rasa sangat sulit untuk dibicarakan. Ini bisa jadi karena latar belakang kamu sendiri atau nilai-nilai budaya dan agama. Atau bisa juga karena topik yang sulit mempengaruhi kamu juga, seperti perceraian. Kamu dapat mempertimbangkan untuk berbicara dengan pasangan atau teman tentang masalah yang sulit bagimu.
Tidak masalah memiliki perasaan dan membiarkan anakmu tahu apa itu. Tetapi jika kamu menunjukkan terlalu banyak kesusahan, itu mungkin tidak baik untuk anak. Anak mungkin meniru reaksimu atau merasa kesal.
Jika kamu terlalu tertekan ketika berbicara atau memikirkan topik-topik sulit, bicarakan dengan dokter umum atau ahli kesehatan. Misalnya, jika kamu telah melalui peristiwa traumatis, kamu mungkin menemukan bahwa berbicara tentang topik yang sama membuat kamu kesal.