© Dokumentasi Pribadi Irma Gustiana
Sebagai makhluk sosial, kita tentu nggak bisa hidup tanpa orang lain. Dalam kehidupan keluarga saja, setiap anak pasti pernah melalui fase di mana mereka sangat bergantung dengan orang tuanya.
Seiring berjalannya waktu, anak akan tumbuh dan bisa membuat keputusan sendiri untuk dirinya. Di masa pertumbuhan dan perkembangan tersebut, anak juga akan mengambil banyak pelajaran dari orang lain yang mereka temui dalam hidup.
Beberapa orang punya role model atau sosok yang menjadi inspirasi dalam hidup mereka. Begitu juga dengan sosok Irma Gustiana Andriani S, Psi, M.Psi, Psi, PGCertPT, atau lebih akrab dipanggil Ayank Irma, seorang psikolog anak, remaja, dan keluarga.
Beberapa waktu yang lalu, saya mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai pendiri dari Klinik Psikologi Ruang Tumbuh itu. Irma merupakan sosok wanita luar biasa yang memberikan kesan menyenangkan dalam obrolan yang kami lalui.
Selain itu, banyak hal menginspirasi yang bisa kita ambil dari cerita kehidupan Irma. Simak terus ya!
Dari banyaknya bidang pekerjaan, Irma memutuskan untuk memilih karir di dunia psikolog. Irma tentu punya alasan sendiri saat menentukan hal ini. Sosok kerabatnya yang berprofesi sebagai seorang psikiater juga cukup memotivasi dirinya.
" Jadi sebenernya dimulai saat SMP. Jadi aku tuh sudah berminat di bidang kesehatan mental itu sejak di kelas tiga SMP lah ya. Jadi aku punya om, kebetulan dia psikiater, keliatannya kok pekerjaannya menyenangkan gitu ya. Ketemu orang, menyelesaikan masalah gitu. Tapi waktu itu masih belum tau kalau misalnya dokter itu berbeda dengan psikolog ya. Lalu kemudian by the times akhirnya pas SMA memutuskan untuk memilih bidang profesi psikologi UI."
Selanjutnya Irma juga menceritakan bagaimana pada akhirnya dia memilih untuk fokus menjadi psikolog anak. Dia mengambil bidang anak saat melanjutkan sekolahnya ke tingkat S2.
" Nah, di S2 ini kan ada beberapa magister profesi (mapro), nah di mapro ini ada beberapa bidang. Ada anak, ada dewasa, ada industri, terus kemudian ada pendidikan. Nah, memang sejak awal memutuskan untuk mengambil spesialisasi di bidang perkembangan anak. Pertama karena memang suka banget sama anak-anak, cinta banget sama anak-anak. Yang kedua, kalau kita bicara anak-anak, itu kita lebih mudah untuk memberikan intervensi, memberikan treatment, memberikan stimulasi untuk perkembangan mereka sehingga nanti mereka bisa menjadi orang dewasa yang sehat dan sejahtera secara psikologis. Sementara kalau kita bicara mengenai orang dewasa, itu kan intervensinya lebih susah."
Kehadiran kita hari ini tentu dipengaruhi oleh pengalaman kita di masa lalu. Terutama peran orang tua di dalamnya. Saya pun menjadi penasaran dengan pengalaman masa kecil Irma dengan orangtuanya yang memberikan dampak besar pada kehidupan wanita tersebut.
" Yang pasti yang paling utama adalah kalau orangtuaku itu mengasuh dengan model pengasuhan yang demokratis. Jadi memang memberikan pilihan, mana yang boleh, mana yang tidak. Kemudian dengan pola pendekatan yang hangat, penuh kasih sayang, menyimak, dan mendengarkan. Sehingga aku tuh merasa lebih percaya diri, merasa diterima. Hal-hal inilah yang memengaruhi aku juga dalam setiap proses perjalanan hidup."
Banyak orang yang memiliki role model dalam kehidupan mereka. Kebanyakan memilih keluarga, tokoh terkenal, hingga selebriti untuk dijadikan role model. Saya kemudian menanyakan sosok role model dalam kehidupan Irma.
" Pastinya sih aku merasa teladanku adalah ibuku sendiri. Walaupun dia adalah seorang ibu rumah tangga, tapi memang kualitas dirinya itu memang luar biasa. Dengan keterbatasan dia mungkin knowledge-nya dulu, tapi dia bisa maksimal dalam hal mengasuh, mendidik, mendampingi, mendorong, menerima aku apa adanya, artinya saat orang lain tidak percaya tapi ibu adalah orang yang bisa mendorong aku tetap meyakinkan pasti aku bisa."
Setelah menceritakan ibu sebagai teladan dalam hidupnya, Irma menyebutkan satu orang lagi. Irma menjawab dirinya sendiri sebagai role modelnya, dan alasan yang disampaikan Irma begitu menginspirasi saya.
" Terus kemudian sosok siapa lagi, aku sih merasa diriku sendiri. Jadi maksudnya sampai bisa sejauh ini itu karena diri sendiri yang yakin pasti kita akan bisa melalui segala susah dan seneng kehidupan. Kadang kan kita ngerasa, kayaknya gue tuh seneng banget sama si A, si B, si C, gitu. Tapi aku merasa bahwa diri sendiri lah yang paling perlu kita respect, kita hargai, terus kita teladani. Kalau misalnya ada yang kurang, ada lebihnya, ya kita bisa meminta feedback sama orang. Tapi yang berjuang sama-sama kita sejauh ini ya diri sendiri. Naik turunnya, menerima kita dengan segala kekurangan kita ya diri sendiri. Sampai akhirnya tujuan-tujuan hidup yang kita memang inginkan."
Ruang Tumbuh adalah sebuah klinik psikologi yang bergerak dalam bidang psikologi, terapi, dan pengembangan diri. Klinik ini dibangun oleh Irma bersama dengan sahabatnya. Sebelumnya Irma sempat bekerja selama 15 tahun di lembaga psikologi milik Universitas Indonesia dan membuka praktek di rumah.
" Aku rasa kok kayaknya karena sudah cukup lama, ada waktunya kita memberi. Memberinya gimana? Berarti kan harus ada sebuah wadah. Karena aku bergerak di bidang psikologi berarti kan kita harus beririsan dengan bidang itu. Akhirnya membuat klinik Ruang Tumbuh."
Pengalaman serta pemikiran yang disampaikan oleh Irma ini bisa kita jadikan sebagai pengetahuan baru untuk menjalani kehidupan. Nggak hanya orang yang ada di sekitar kita saja, namun kita juga nggak boleh lupa untuk memberikan apresiasi pada diri sendiri yang telah berjuang dalam kehidupan. Semoga cerita Irma ini bisa menginspirasi kamu ya!