© Freepik
Menghadapi balita tantrum di transportasi publik bisa menjadi pengalaman yang menantang bagi setiap orangtua. Saat berada di dalam kereta, bus, atau pesawat dengan kerumunan orang dan ruang yang terbatas, balita rentan menjadi gelisah, bosan, atau lelah, yang seringkali berujung pada ledakan emosi yang dikenal sebagai tantrum. Nah sayangnya tidak sedikit orang tua yang masih belum tahu bagaimana cara mengatasi balita tantrum di transportasi publik.
Balita terbiasa memiliki banyak ruang untuk bergerak dan bermain. Ruang terbatas di transportasi umum dapat membuat mereka merasa tidak nyaman dan frustrasi. Suara bising mesin, klakson, dan penumpang lain dapat membuat si kecil merasa kewalahan dan rewel.
Perjalanan yang tidak sesuai dengan jadwal tidur dan makan balita dapat membuat mereka kelelahan dan tantrum. Nah, berikut beberapa tips yang bisa moms lakukan agar balita tidak tantrum selama di transportasi umum!
© Freepik
Sebelum berangkat, pastikan untuk sudah menyiapkan segala kebutuhan balita seperti makanan ringan, mainan favorit, atau buku cerita. Pastikan juga balita sudah makan dan tidur dengan cukup agar mereka dalam kondisi yang lebih baik. Persiapan diri sebelumnya memungkinkan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk perjalanan dengan lebih baik. Ini termasuk memastikan bahwa membawa semua barang penting seperti makanan ringan, minuman, mainan favorit anak, buku cerita, atau perangkat hiburan lainnya yang bisa mengalihkan perhatian mereka.
Dengan memiliki persediaan ini, dapat mengurangi kemungkinan anak merasa bosan atau tidak nyaman selama perjalanan, yang bisa menjadi pemicu tantrum.Selain itu, persiapan diri sebelumnya juga mencakup memastikan bahwa anak sudah makan dan tidur dengan cukup sebelum berangkat. Anak yang lapar atau lelah cenderung lebih mudah merasa tidak nyaman dan rewel, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya tantrum.
© Freepik
Cobalah untuk bepergian pada jam-jam yang tidak terlalu padat, jika memungkinkan. Ini akan membantu mengurangi stres dan kecemasan bagi balita dan meminimalkan kemungkinan tantrum. Melakukan perjalanan pada waktu yang kurang padat dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan anak. Transportasi publik cenderung menjadi lebih ramai pada jam-jam sibuk, seperti jam pulang kerja atau jam berangkat sekolah.
Kepadatan dan kebisingan yang tinggi dapat membuat anak merasa tidak nyaman dan mudah merasa terganggu, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya tantrum. Selain itu, melakukan perjalanan pada waktu yang kurang padat juga memberikan lebih banyak ruang dan fleksibilitas untuk bergerak di sekitar transportasi publik. Ini bisa memungkinkan kita untuk menemukan tempat duduk yang lebih nyaman bagi anak atau memberi mereka ruang untuk berdiri atau berjalan-jalan jika mereka mulai merasa gelisah atau tidak nyaman.
© Freepik
Jelaskan kepada balita tentang rencana perjalanan dan apa yang diharapkan dari mereka. Beri tahu mereka bahwa mereka harus duduk dengan tenang dan tidak berisik selama perjalanan. Memberikan penjelasannya sebelumnya kepada balita membuat pemahaman tentang apa yang akan terjadi selama perjalanan. Anak-anak sering kali merasa tidak nyaman dengan hal-hal yang tidak mereka ketahui atau tidak pahami, dan hal ini dapat meningkatkan kecemasan dan ketidakpastian mereka.
Dengan memberikan penjelasan sebelumnya tentang perjalanan yang akan dilakukan, memberikan kesempatan bagi balita untuk memahami situasi dengan lebih baik dan mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum. Selanjutnya, penjelasan sebelumnya memberikan balita kontrol atas situasi yang akan datang. Ketika mereka tahu apa yang akan terjadi dan apa yang diharapkan dari mereka, mereka merasa lebih termotivasi untuk berperilaku dengan baik dan mengikuti instruksi.
© Freepik
Bawa mainan, buku, atau permainan yang dapat mengalihkan perhatian balita jika mereka mulai merasa bosan atau gelisah. Dengan memberikan sesuatu yang menarik bagi mereka, dan dapat mengurangi kemungkinan tantrum. Balita seringkali bereaksi emosional terhadap stimulus di sekitarnya, seperti kebisingan, keramaian, atau ketidaknyamanan fisik.
Dengan membawa distraksi, seperti mainan kesukaan atau buku cerita, orang tua atau pengasuh dapat memberikan fokus baru pada balita, membuatnya melupakan sementara sumber ketidaknyamanan yang mungkin memicu perilaku tantrum. Membawa distraksi juga dapat membantu menenangkan balita dan meredakan ketegangan emosional yang mungkin mereka rasakan.
© Freepik
Jika balita mulai menunjukkan tanda-tanda kegelisahan atau kegelisahan, coba berbicara dengan mereka dengan lembut dan tenang. Ajak mereka berbicara tentang apa yang mereka rasakan dan coba untuk memahami kekhawatiran atau ketakutan mereka. Berkomunikasi dengan balita memungkinkan untuk memahami perasaan dan kebutuhan mereka. Anak-anak seringkali tidak memiliki kemampuan untuk mengartikulasikan perasaan mereka dengan jelas, dan seringkali tantrum merupakan cara mereka untuk mengekspresikan ketidaknyamanan atau ketidakpuasan mereka.
Berkomunikasi secara aktif dan mendengarkan dengan penuh perhatian, dapat mengidentifikasi apa yang mungkin membuat mereka merasa tidak nyaman atau tidak bahagia, dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya, berkomunikasi dengan balita membantu mereka mengungkapkan diri dengan lebih baik. Anak-anak seringkali merasa frustasi atau kesal ketika mereka tidak dapat mengungkapkan apa yang mereka rasakan atau butuhkan.
Jika balita berhasil mengendalikan diri mereka atau berperilaku dengan baik selama perjalanan, berikan pujian dan penghargaan. Ini akan memperkuat perilaku positif mereka dan memberi mereka insentif untuk berperilaku dengan baik di masa depan. Memberikan pujian dan penghargaan kepada balita membantu memperkuat perilaku yang diinginkan.
Ketika balita berperilaku dengan baik, seperti tenang dan patuh selama perjalanan di transportasi publik, memberikan pujian yang tulus akan memberikan sinyal kepada mereka bahwa perilaku tersebut dihargai dan diakui. Ini membuat mereka merasa bangga dengan diri mereka sendiri dan lebih mungkin untuk mengulangi perilaku positif tersebut di masa depan. Misalnya, bisa memberi pujian kepada mereka dengan mengatakan, " Kamu sangat baik duduk dengan tenang, kamu benar-benar berani!"
Menghadapi balita tantrum di transportasi publik adalah tantangan tersendiri bagi semua orang tua, nah penting untuk diingat juga nih Diazens bahwa setiap orang tua atau pengasuh berhak merasa sedikit cemas atau tidak siap.
Namun, dengan beberapa tips atau cara mengatasi balita tantrum diatas dapat menambah pemahaman yang tepat dan strategi yang efektif untuk orangtua diluar sana ya Diazens. Dan seiring berjalannya waktu, kesabaran, empati, dan dedikasi, kita dapat membantu balita belajar mengelola emosi mereka dengan lebih baik dan menjadi lebih siap menghadapi tantangan di dunia yang luas.
Jadi, meskipun tantrum mungkin terjadi, kita dapat mengambilnya sebagai kesempatan untuk berkembang bersama sebagai orang tua dan anak, sambil menjaga koneksi yang kuat dan kasih sayang di antara kita. Semoga membantu ya, moms and dads!
Editor: Azzahra Zhafirah G.P