© Freepik/EyeEm
Memiliki mertua yang materialistis, sering disebut "mata duitan," bisa menjadi tantangan tersendiri dalam rumah tangga. Mertua yang tumbuh dalam keluarga yang mementingkan harta benda, mungkin secara tidak sadar terbawa nilai-nilai tersebut. Mereka mungkin melihat kekayaan sebagai tanda kesuksesan dan kebahagiaan.
Mertua yang mengalami kesulitan ekonomi mungkin berharap bantuan finansial dari anak dan menantu. Hal ini dapat membuat mereka terkesan "mata duitan". Mertua yang memiliki status sosial lebih tinggi dari menantu, mungkin memandang menantu dengan sebelah mata. Hal ini dapat memicu sikap "mata duitan" sebagai bentuk kontrol dan superioritas.
Mertua yang merasa kehilangan kontrol atas anak mereka setelah menikah, mungkin menggunakan uang sebagai cara untuk mempertahankan pengaruh. Di beberapa budaya, anak laki-laki diharuskan memberikan penghasilan kepada orang tua setelah menikah. Hal ini dapat membuat mertua terkesan "mata duitan".
Namun, tenang, dengan komunikasi yang baik dan penegasan batasan, hubungan dengan mertua tetap bisa berjalan harmonis. Berikut tips yang bisa kamu coba!
© Freepik/Wavebreak Media
Salah satu langkah pertama dalam menghadapi mertua yang mata duitan adalah dengan menjaga komunikasi terbuka. Cobalah untuk membicarakan perasaan kita dengan jujur, tetapi juga dengan penuh hormat. Berikan contoh konkret tentang bagaimana perilaku mereka memengaruhi keluarga, dan sampaikan harapan untuk mengatasi situasi tersebut bersama.
Pasanganmu adalah jembatan penting dalam menghadapi orang tuanya. Diskusikan dengan terbuka mengenai sikap mertua. Mintalah saran dan arahan bagaimana cara bersikap yang baik tanpa menyinggung perasaan mereka. Pasanganmu yang paling memahami karakter orang tuanya sehingga bisa memberikan solusi yang tepat.
© Freepik/EyeEm
Jangan paksakan diri untuk menjadi seseorang yang bukan dirimu hanya untuk menyenangkan mertua. Tetaplah bersikap baik dan perhatian sewajarnya. Tunjukkan rasa hormat dan bantu mereka semampumu. Lama-kelamaan, ketulusanmu akan terlihat.
Meskipun penting untuk menjaga hubungan yang baik dengan mertua, kita juga perlu menetapkan batas-batas yang sehat. Ingatlah bahwa kita disini juga memiliki hak untuk menetapkan batas-batas yang melindungi keuangan dan kesejahteraan diri sendiri, serta keluarga.
© Freepik/benzoix
Penting untuk menetapkan batas-batas yang jelas dalam hubungan dengan mertua yang mata duitan. Misalnya, bisa menetapkan batas-batas tentang bantuan keuangan yang kita terima atau memberikan, atau menetapkan batas waktu untuk pembicaraan tentang uang. Pastikan untuk menjelaskan batasan-batasan ini dengan tegas dan penuh pengertian.
Finansial bisa menjadi hal sensitif, apalagi dengan mertua yang materialistis. Hindari membicarakan gaji atau kondisi keuanganmu secara gamblang. Jika ditanya, berikan jawaban umum atau alihkan pembicaraan dengan halus.
© Freepik/tirachardz
Jika situasinya tetap sulit atau tidak sehat, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional, seperti konselor atau terapis keluarga. Mereka dapat membantu memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif antara kedua belah pihak yaitu kita dan mertua, serta menemukan solusi yang memenuhi kebutuhan semua pihak.
Membina keluarga harmonis adalah prioritas utama. Fokuslah pada hubunganmu dengan pasangan dan anak-anak (jika ada). Jangan biarkan permasalahan dengan mertua mengganggu keutuhan rumah tanggamu.
© Freepik/thanyakij-12
Menjalin hubungan baik dengan mertua membutuhkan proses dan kesabaran. Tetaplah bersikap positif dan fokus pada kebahagiaan keluarga kecil Anda. Jika menghadapi kesulitan yang serius, jangan ragu untuk mencari bantuan dari konselor pernikahan atau keluarga. Tidak semua mertua mata duitan. Banyak mertua yang tulus menyayangi anak dan menantu mereka dan tidak mengharapkan imbalan materi.
Jika kamu merasa mertuamu mata duitan, penting untuk berkomunikasi dengan pasanganmu tentang hal itu. Mencari solusi bersama dengan pasangan dan mertua dapat membantu menyelesaikan masalah ini!
Editor: Azzahra Zhafirah G.P