© Vox.com
Serbuan virus corona yang dimulai dari kawasan Wuhan, Cina mulai merebak dan menyebar ke seluruh dunia.
Disinyalir lebih dari 20.000 jiwa terenggut setelah menjadi korban dari virus mematikan tersebut. Sejauh ini masih belum diketahui bagaimana cara penanganannya dan sampai kapan virus ini akan terus merebak.
Di Indonesia sendiri, sampai pada saat artikel ini ditulis, belum ditemukan penderitanya. Meski begitu, segala kemungkinan masih terbuka selama belum ditemukan obat yang manjur. Oleh karena itu, kita semua harus mulai meningkatkan kewaspadaan.
Keterlibatan anak sangat penting dalam pemahaman tentang virus corona karena di era digital. informasi mengalir dengan deras. Sangat mungkin untuk anak atau keponakan kita mengetahui kabar tentang virus corona dan merasa khawatir, tapi nggak tau gambaran utuhnya.
Molly Gardner, psikolog anak dari Nationwide Children's Hospital, menyampaikan pada time.com bahwa ada tiga hal yang perlu diberikan saat menyampaikan virus corona pada anak; informatif, menjaga sudut pandang positif, dan selalu bicara jujur.
" Emosi anak adalah turunan dari emosi orang tua. Oleh karena itu, sangat penting untuk orang tua tetap up to date terkait segala info tentang virus corona agar bisa menjawab semua kebingungan anak," tutur Gardner.
Memberi gambaran utuh tentang apa yang sedang terjadi akan menjauhkan kemungkinan anak untuk merasa panik dan cemas yang berlebihan.
Masalah muncul karena virus corona bukanlah suatu hal yang mudah untuk dipahami, bahkan oleh orang dewasa sekalipun. Lalu bagaimana cara yang tepat untuk menginformasikan tentang virus corona ini pada anak atau keponakan?
" Penyampaian informasi terkait virus corona bisa disesuaikan tergantung usia anak. Semakin dewasa, maka anak akan semakin mudah memmroses informasi. Sebaliknya, untuk anak yang masih kecil, kamu bisa menyampaikannya dengan bahasa yang lebih mudah," jelas Ellen Braaten, direktur Clay Center for Young Healthy Minds.
Untuk anak yang lebih kecil, Braaten menyarankan orang tua agar lebih banyak mendengar daripada menjelaskan.
" Cari tahu seberapa banyak yang mereka ketahui tentang virus corona dan apa saja yang mereka takuti," ujar Braaten.
Coba jawab sespesifik mungkin segala pertanyaan mereka. Perlu diingat juga kalau kejujuran dalam menjawab sangat penting untuk kamu terapkan.
" Bahkan nggak apa-apa kalau kamu harus menyebut tentang kematian. Jelaskan konsepnya. Menutupi hal-hal tersebut hanya akan membuat anak menjadi bingung," tambah Braaten.
Metode berbeda untuk menghadapi anak atau keponakan yang sudah remaja. Di usia ini, anak sudah punya kemampuan lebih untuk berpikir sehingga kamu bisa membuka ruang diskusi.
Braaten menyarankan untuk kamu mengambil inisiatif bertanya tentang apa yang mereka pikirkan terkait virus corona. Mungkin selama ini mereka punya banyak pertanyaan yang nggak bisa diungkap, bertumpuk, dan berubah menjadi kecemasan.
Untuk penutup, Braaten juga menyarankan kita agar memberi saran untuk menjaga kesehatan secara umum.
Ingatkan mereka untuk selalu mencuci tangan serta menutup area mulut saat batuk atau bersin sebagai langkah pencdegahan. Anak akan menjadi sedikit tenang karena tahu ada yang bisa mereka lakukan untuk mencegah hal tersebut terjadi.
Kalau kamu menemui kecemasan pada anak setelah diskusi, kamu bisa mengulang prosesnya dan berusaha menenangkannya sendiri. Namun, kalau kecemasannya cenderung berlebih, meminta bantuan ahli juga sangat disarankan.
Pada akhirnya, tetap awasi anak atau keponakanmu. Usahakan untuk selalu ada di dekatnya sehingga dia bisa merasa aman.
Tetap jaga kesehatan semuanya!