© Freepik
Ketika berbicara tentang hubungan yang sehat, faktor kunci yang mendukungnya adalah rasa saling hormat, dukungan, dan komunikasi yang terbuka antara pasangan. Namun, terkadang dalam hubungan, ada kecenderungan seseorang untuk menunjukkan perilaku yang merugikan dan berpotensi merusak, terutama dalam kasus suami yang bersikap abusive.
Suami yang bersikap abusive adalah mereka yang menggunakan kekuasaan dan kontrol secara tidak sehat dalam hubungan mereka dengan pasangan. Meskipun kekerasan fisik mungkin merupakan bentuk yang paling mudah dikenali, ada juga bentuk lain dari perilaku abusive yang mungkin sulit dikenali pada awalnya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang dapat membantu mengidentifikasi perilaku abusive pada suami
© Freepik
Suami abusive cenderung mengendalikan setiap aspek kehidupan pasangannya, termasuk keuangan, hubungan sosial, dan keputusan-keputusan penting. Mereka mungkin membuat aturan yang ketat dan memaksa pasangan untuk mematuhi mereka. Suami yang abusive cenderung menggunakan kontrol berlebihan sebagai alat untuk menjaga kekuasaan atas pasangan mereka.
Mereka mungkin berusaha mengatur setiap aspek kehidupan pasangan, termasuk kegiatan sehari-hari, hubungan sosial, dan keputusan-keputusan penting. Suami yang abusive mungkin melarang pasangan untuk berhubungan dengan teman-teman atau keluarga, membuatnya bergantung pada suami sebagai satu-satunya sumber dukungan. Dengan cara ini, pasangan menjadi terisolasi secara sosial, memperburuk ketidakseimbangan kekuasaan dalam hubungan tersebut.
© Freepik
Suami abusive sering memantau aktivitas online pasangan mereka secara obsesif, termasuk pesan teks, email, dan media sosial. Mereka mungkin menggunakan informasi pribadi ini sebagai alat untuk mengontrol atau mengintimidasi pasangan mereka. Salah satu cara suami abusive menggunakan jejak digital untuk mengintimidasi adalah melalui pesan teks atau email yang mengancam atau merendahkan.
Mereka mungkin mengirimkan pesan-pesan yang menakutkan, menyakitkan, atau menghina, dengan tujuan untuk membuat pasangan merasa takut atau terintimidasi. Pesan-pesan ini sering kali digunakan untuk mengontrol pasangan, mengingatkan mereka akan kekuatan dan kekuasaan suami, serta untuk menjaga mereka tetap dalam kendali. Selain itu, suami yang abusive juga mungkin menggunakan media sosial sebagai platform untuk melakukan pelecehan dan mengintimidasi
© Freepik
Suami abusive sering menggunakan intimidasi, ancaman, dan kekerasan fisik atau verbal untuk mendominasi pasangan mereka. Mereka mungkin mengancam untuk menyakiti pasangan atau orang yang mereka sayangi jika pasangan tidak mematuhi keinginan mereka. Perilaku mendominasi sering kali terwujud dalam upaya untuk memaksakan kehendak suami pada pasangan mereka tanpa memperhatikan keinginan, kebutuhan, atau keinginan pasangan.
Suami abusive mungkin menggunakan intimidasi, ancaman, atau kekerasan fisik atau verbal untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, serta untuk memastikan bahwa pasangan mereka mematuhi perintah mereka. Mereka mungkin merasa berhak untuk mengambil keputusan atas nama pasangan, mengatur kehidupan mereka, dan menentukan jalan hidup mereka tanpa memperhitungkan pendapat atau aspirasi pasangan.
© loveduainislam.com
Suami abusive cenderung menggunakan manipulasi emosional untuk memperkuat kontrol mereka atas pasangan. Mereka mungkin membuat pasangan merasa bersalah atau tidak berharga sebagai cara untuk menjaga kekuasaan mereka. Salah satu cara suami abusive menggunakan manipulasi emosional adalah dengan memanfaatkan perasaan dan emosi pasangan mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Mereka mungkin menggunakan pujian, rayuan, atau perilaku manis untuk mendapatkan kepatuhan pasangan, sementara sebenarnya mereka memiliki motif yang kurang baik. Mereka juga mungkin menggunakan ancaman, kesedihan palsu, atau permainan emosional untuk mempengaruhi pasangan agar bertindak sesuai keinginan mereka, sehingga mempertahankan kontrol dalam hubungan.
© Good Therapy
Suami abusive seringkali memiliki dorongan kemarahan yang tidak terkendali, yang dapat dipicu oleh hal-hal kecil atau tanpa sebab yang jelas. Mereka mungkin meledak dengan amarah dan kekerasan fisik atau verbal. Salah satu cara suami abusive menggunakan kemarahan yang tak terkendali adalah dengan menggunakan ancaman, intimidasi, atau kekerasan fisik untuk mendapatkan kepatuhan dari pasangan mereka.
Mereka mungkin meledak dalam kemarahan yang mematikan, mengancam untuk melukai atau bahkan membunuh pasangan jika mereka tidak melakukan apa yang diminta. Tindakan ini menciptakan lingkungan yang penuh ketakutan dan tidak aman bagi pasangan, serta mempertahankan dominasi suami dalam hubungan tersebut.
© Psychology Today
Suami abusive cenderung mengisolasi pasangan mereka dari keluarga dan teman-teman, sehingga pasangan tidak memiliki dukungan yang diperlukan untuk meninggalkan hubungan yang merugikan. menggunakan isolasi adalah dengan membatasi atau mengontrol akses pasangan mereka ke orang-orang dan sumber daya luar yang dapat memberikan dukungan dan bantuan.
Mereka mungkin melarang pasangan untuk berhubungan dengan teman-teman atau keluarga, membatasi kebebasan pasangan untuk meninggalkan rumah, atau membatasi akses mereka ke telepon atau internet. Dengan cara ini, suami abusive menciptakan ketergantungan pasangan pada diri mereka sendiri sebagai satu-satunya sumber dukungan dan pemenuhan kebutuhan. suami abusive juga menggunakan isolasi sebagai cara untuk menjaga pasangan dalam kendali dan ketakutan.
© Freepik
Suami abusive sering mengendalikan keuangan pasangan mereka, membatasi akses mereka terhadap uang dan sumber daya keuangan lainnya. Mereka mungkin melarang pasangan untuk bekerja atau memiliki akses ke rekening bank. Suami abusive menggunakan pengendalian keuangan sebagai alat untuk mempertahankan dominasi dan kontrol atas pasangan mereka, serta untuk mengintimidasi, memanipulasi, dan menekan mereka secara finansial.
Pengendalian keuangan menciptakan lingkungan yang merugikan bagi pasangan yang menjadi korban, dengan potensi menyebabkan dampak psikologis, emosional, dan fisik yang serius. Salah satu cara suami abusive menggunakan pengendalian keuangan adalah dengan membatasi akses pasangan mereka ke uang atau sumber daya finansial.
© Freepik
Suami abusive sering menggunakan kekerasan atau ancaman terhadap anak-anak sebagai cara untuk memperkuat kontrol mereka atas pasangan. Suami abusive sering menggunakan kekerasan terhadap anak sebagai alat untuk menakut-nakuti, memanipulasi, atau menghukum pasangan mereka, serta untuk mempertahankan dominasi dan kontrol dalam hubungan.
Penggunaan kekerasan terhadap anak menciptakan lingkungan yang merugikan bagi pasangan yang menjadi korban, dengan potensi menyebabkan dampak psikologis, emosional, dan fisik yang serius pada anak dan seluruh keluarga. Salah satu cara suami abusive menggunakan kekerasan terhadap anak adalah dengan memperlakukan anak sebagai alat untuk memanipulasi atau menghukum pasangan mereka.
Editor: Azzahra Zhafirah G.P