Dampak Psikologis Saat Anak Dikucilkan oleh Teman-Temannya

1. Rasa Rendah Diri dan Tidak Percaya Diri

© humankinetics.me

Anak yang sering dikucilkan cenderung merasa tidak berharga dan kurang percaya diri. Pengucilan membuat mereka merasa tidak diinginkan dan tidak layak untuk diterima dalam kelompok. Hal ini dapat menyebabkan mereka meragukan kemampuan dan nilai diri sendiri.

2. Depresi dan Kecemasan

Pengucilan sosial dapat memicu perasaan sedih yang mendalam dan berkepanjangan, yang bisa berkembang menjadi depresi. Anak juga mungkin mengalami kecemasan berlebihan, terutama saat berada di lingkungan sosial seperti sekolah. Mereka mungkin merasa cemas akan penolakan lebih lanjut dan cenderung menarik diri dari interaksi sosial.

3. Isolasi Sosial

© freepik.com

Anak yang dikucilkan mungkin memilih untuk mengisolasi diri sebagai mekanisme pertahanan. Mereka bisa enggan untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan lebih memilih menghabiskan waktu sendirian. Isolasi sosial ini dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial dan emosional anak.

4. Perilaku Agresif atau Menarik Diri

© https://www.shutterstock.com/g/gagliardig

Beberapa anak mungkin merespons pengucilan dengan menunjukkan perilaku agresif sebagai bentuk kemarahan dan frustrasi. Sebaliknya, ada anak yang semakin menarik diri dan menjadi lebih pasif. Kedua respons ini dapat mempengaruhi hubungan sosial dan interaksi dengan orang lain.

5. Penurunan Prestasi Akademik

Dampak psikologis dari pengucilan juga dapat mempengaruhi prestasi akademik anak. Anak yang merasa stres dan tidak bahagia di lingkungan sekolah mungkin sulit berkonsentrasi pada pelajaran, yang akhirnya berdampak pada penurunan prestasi akademik.

6. Masalah Kesehatan Fisik

© Shutterstock.com

Stres yang berkepanjangan akibat pengucilan sosial dapat mempengaruhi kesehatan fisik anak. Mereka mungkin mengalami masalah tidur, sakit kepala, sakit perut, atau gejala fisik lainnya yang berkaitan dengan stres.

Anak yang dikucilkan oleh teman-temannya sangat memerlukan bantuan dari orang tua dan pendidik. Sebagai orang tua, bangunlah komunikasi yang terbuka dengan anak. Ajarkan anak keterampilan sosial dan dorong mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakuliker atau kegiatan kelompok lain guna menambah pertemanan anak.