© Shutterstock/stockphoto Mania
Anak-anak mempunyai kondisi emosi dan psikologis yang masih belum stabil. Permasalahan sedikit saja bisa menggoyahkan kondisinya, yang kemudian memengaruhi rutinitasnya. Salah satunya adalah sekolah.
Beberapa anak pasti mengalami fase di mana dia enggan untuk pergi sekolah. Kalau dipaksa? Dia akan menangis meraung-raung.
Beberapa orang tua kesulitan untuk menangani permasalahan ini. Oleh karena itu, Jenn Mann, Psy.D., penulis untuk parents.com dan ahli psikologi anak, mencoba membantu dengan menguraikan tiga kemungkinan permasalahan yang muncul pada anak saat mereka mogok sekolah.
Mungkin anak masih ada di level sekolah yang belum terlalu tinggi seperti TK atau kelas awal di SD, tapi untuk anak-anak, inti sekolah sama saja yakni tentang kerja keras. Mengikuti aturan dan belajar hal-hal baru pasti butuh.
Ketahui apakah dia punya ketakutan yang dihindari di sekolah. Entah datang dari teman, guru, atau mata pelajaran tertentu.
Di awal, sekolah bagi anak lebih mirip taman bermain. Gimana enggak kalau setiap hari mereka dihadapkan dengan aktivitas bersama teman-teman. Meski begitu, semakin lama beban di sekolah memang semakin berat sehingga sangat mungkin untuk anak kehilangan sisi menyenangkan dari aktivitas rutin tersebut.
Saat ini menjadi alasan anak mogok sekolah, kamu bisa mengajaknya untuk melihat sisi menyenangkan dari sesuatu yang dianggap membosankan. Misal, walaupun pelajaran matematika selama 90 menit bikin pusing tapi anak punya dua kali 30 menit waktu istirahat yang bisa dimanfaatkan untuk main bersama teman atau jajan makaroni enak di kantin.
Kalau anak mulai sering berkelit untuk nggak pergi sekolah, bahkan melakukan berbagai siasat seperti pura-pura sakit, ada kemungkinan dia punya masalah serius di sekolah yang dia hindari.
Beberapa anak menemukan anxiety pertamanya dari sekolah. Misal, karena pernah mendapat perlakuan yang kurang baik dari guru atau menjadi target bully di sekolah. Di tahap yang cukup serius, keengganan untuk sekolah bisa muncul karena masalah psikologis yang membutuhkan bantuan psikolog untuk menyelesaikannya.
Ternyata ada alasan yang lebih kompleks saat seorang anak mogok sekolah, nggak sekedar malas saja. Untuk para orang tua, rajin-rajinlah bertanya dan jangan terlalu cepat memberi cap malas pada anak yang mogok sekolah, ya.