© China Press
Orang tua kayaknya memang punya satu isu terkait hubungan video game dengan anak. Kalau dulu, mungkin kita mengalami konsol game disimpan di atas lemari pada weekdays dan baru boleh puas dimainkan pada weekend. Itu pun masih bisa gagal kalau hari Minggunya diajak pergi ke rumah saudara.
Menyimpan konsol saya kira sudah cukup untuk membuat anak tau waktu, tapi ternyata nggak begitu dengan orang tua asal Jepang ini.
Dikabarkan oleh World of Buzz bahwa orang tua asal Jepang nggak menyimpan konsol anaknya. Digeletakkan begitu saja.
Lho, bagus dong bisa dimainkan tiap waktu?
Di sini letak kejamnya.
Orang tua tersebut memanfaatkan bentuk colokan di negara mereka. Seperti kita tahu, bentuk colokan berbeda-beda tiap negara.
Negara Jepang memakai colokan tipe A di mana terdapat lubang pada bagian colokannya. Lubang tersebut dimanfaatkan untuk........menggantung gembok.
Kunci gemboknya sendiri disimpan oleh ibu dan ayah, sehingga meskipun konsol terlihat tergeletak begitu saja, namun tetap nggak bisa dimainkan.
Dikutip dari tulisan Gwen Dewar, Ph.D., seorang anak bisa dibilang kecanduan main game saat dia mulai merasa ketergantungan dengan game tersebut. Porsi video game kemudian mendominasi kehidupan mereka.
Saat bermain game, anak akan mendapatkan perasaan bereuforia atau lepas dari perasaan stres. Dalam kondisi kecanduan, seorang anak bisa merasa tertolak saat dibatasi waktu bermain gamenya.
Berbagai metode bisa dilakukan seperti memberi jadwal main, menyembunyikan konsol, atau bahkan meniru apa yang orang tua Jepang di atas lakukan. Hmm, tinggal pilih nih mau cara yang kayak gimana.