Hati-hati, Orangtua 'Narsis' Dapat Merusak Anak!

Reporter : Novi Hardita Larasati
Rabu, 12 Februari 2020 02:00
Hati-hati, Orangtua 'Narsis' Dapat Merusak Anak!
Apakah kamu memiliki orangtua yang terus-menerus mengkritikmu?

Ternyata orangtua narsis bukan hanya melulu soal ia selalu update postingan kebersamaan bersama keluarga ataupun anak. Namun, melansir dari Coloradomarriageretreats, memiliki orangtua yang bersikeras agar semuanya dilakukan dengan caranya sendiri dan kontribusimu diabaikan atau didevaluasi, kemungkinan besar kamu telah dibentuk oleh orangtua dengan narsisme yang merusak. Lalu bagaimana sih penjelasan lebih lanjut mengenai orangtua yang memiliki narsisme tinggi? Berikut penjelasannya.

1 dari 2 halaman

Menurut Nina Brown, dalam bukunya Children of the Self-Absorbed (New Harbinger Publications) menjelaskan bahwa, seharusnya orang dewasa dengan narsisme sehat memiliki empati terhadap orang lain, memikul tanggung jawab untuk dirinya sendiri dan orang lain, serta memiliki kapasitas untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang bermakna serta memuaskan.

Namun, berbeda dengan orang dewasa yang memiliki narsisme destruktif, di sisi lain, tidak dapat menanggapi kebutuhan anak, mengasuh, merespons dengan empatik, atau menempatkan kebutuhan anak di atas kebutuhannya sendiri atau mendengarkan kehidupan emosional seorang anak. Padahal anak diharapkan memenuhi kebutuhan orang dewasa.

Hal tersebut berdampak pada anak secara terus-menerus saat menerima pesan tentang apa yang seharusnya anak lakukan untuk orangtua. Sehingga ketika kamu menjadi dewasa, mereka akan merespon orang lain dengan cara yang sama seperti dilakukan saat menanggapi orangtuanya dan kamu akan membenci mereka atau mengabaikan orang lain serta mereka akan tidak senang dengan keberadaanmu.

2 dari 2 halaman

Brown juga menjelaskan ada berbagai deskripsi komponen mengenai narsisme destruktif, berikut rangkaiannya.

- Kebutuhan Perhatian. Otomatis kamu akan menyombongkan diri dan membuat ulah ataupun bertindak keras saat kamu tidak menjadi pusat perhatian orang lain.
- Merasa bahwa apa yang mereka katakan lebih penting daripada apa yang orang lain katakan, jadi dia sering menyela orang lain; tidak menunggu gilirannya; menjadi marah ketika diabaikan atau diabaikan, mencoba mencari jalan keluar seputar aturan atau hukum atau berharap untuk diurus terlebih dahulu dan menerima layanan lebih dari yang lain.
- Kurang empati. Orangtua lebih tertarik pada masalahnya daripada masalahmu, sehingga mereka akan mengabaikan perasaanmu dan tidak mendengarkanmu, mengurangi pentingnya masalah atau perasaanmu dan menyebut kamu " sensitif" " terlalu peka" kalau kamu merasa diremehkan atau kesal.
- Menganggap orang lain lebih rendah. Mudah tersinggung oleh petunjuk apa pun yang menurut kamu salah, terluka ketika kamu tidak setuju dengan pendapat atau sarannya adalah arogan dan bertindak seolah-olah dia mengendalikan segalanya.
- Secara emosional kasar. Membuat komentar yang merendahkan tentang penampilan atau kemampuanmu, sangat penting merendahkanmu dengan pencapaian yang sudah kamu dapatkan dan menunjukkan bahwa apa pun yang kamu lakukan atau katakan tidak pernah benar, serangan tanpa provokasi dan membuat kamu tetap defensif.

Kira-kira orangtua kalian selama ini memiliki sikap narsis nggak, nih?

Beri Komentar