© Socialistparty.org.uk
Peran orang tua dalam kehidupan anak memang sangat penting. Saat kita memutuskan untuk menjadi orang tua, kita punya tanggung jawab untuk mendidik, membimbing, dan mengawasi tindakan anak yang bisa jadi melenceng dari yang seharusnya. Tanggung jawab itu penting untuk dilakukan semua orang tua agar kasus mengerikan yang sedang heboh saat ini nggak sampai terulang kembali.
Baru-baru ini terjadi kasus pembunuhan yang dilakukan oleh remaja berusia 15 tahun pada bocah berusia 6 tahun di Jakarta. Remaja wanita berinisial NF itu membunuh korbannya dengan cara menenggelamkan anak itu di bak mandi selama lima menit. Setelah korbannya meninggal dia menyimpan jasad bocah itu di dalam lemari dalam kondisi terikat dan mulut yang disumpal dengan tisu.
Mengetahui kronologi kejadian pembunuhan itu, orang tua mana yang nggak merasa ngeri? Apalagi tindakan keji itu dilakukan oleh seorang remaja yang masih di bawah umur.
Setelah diusut ternyata remaja itu melakukan pembunuhan karena terinspirasi film hororr yang sering ditonton olehnya. Dilansir dari Liputan6, pihak Mapolres Jakarta Pusat mengungkapkan bahwa NF suka menonton film Chucky dan Slender Man.
Polisi juga mengungkapkan bahwa NF cukup pintar menggambar dan ada salah satu gambarnya yang menunjukkan tindakan keji yang dia lakukan pada korban. Selain itu ada beberapa ungkapan rasa kekecewaan pada keluarga serta gambar-gambar tentang kesedihan yang juga dibuat oleh NF.
Saat ditanya bagaimana perasaan NF setelah melakukan pembunuhan itu, dirinya mengaku merasa puas. Sungguh mengerikan.
Setelah polisi mengungkapkan gambar yang dibuat oleh NF, terdapat ungkapan rasa kecewa pada keluarga serta banyak gambar tentang kesedihan yang dibuat oleh anak itu. Hal ini menunjukkan bahwa nggak ada dukungan dari lingkungan keluarga yang menyebabkan anak ini nggak bahagia dan sering merasa sedih.
Psikolog Anak, Seto Mulyadi mengatakan bahwa peran lingkungan di tempat tinggal remaja wanita yang tinggal di daerah Jakarta Pusat itu lemah. Menurutnya nggak ada peran aktif sosial tempatnya tumbuh dan berkembang.
" Saya kira anak ini mengalami gangguan kejiwaan di mana tak ada lagi perhatian dan dukungan dari lingkungannya, jadi pelariannya ke gawai menonton tayangannya yang berpengaruh kekerasan itu," ungkap Kak Seto saat dihubungi pihak Liputan6.
Selanjutnya Kak Seto kembali mengingatkan pada orang tua agar lebih sering mengawasi pertumbuhan psikologis anak di tengah dunia yang serba terkoneksi seperti saat ini. Penggunaan gadget bisa membuat anak tumbuh dengan positif namun kita nggak boleh lupa bahwa ada sisi negatif yang bisa memberikan pengaruh buruk dan bahaya bagi anak.
" Ini menjadi peringatan keras kepada kita semua, karena dampaknya bisa seperti ini, kita harus instropeksi," ungkap Kak Seto sebagai himbauan untuk setiap orang tua.
Seperti yang sudah diungkapkan Kak Seto, orang tua punya peran penting untuk mengawasi tumbuh kembang anaknya. Orang tua yang berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan emosional serta selalu memberikan dorongan positif pada anak dapat mewujudkan keluarga yang sehat.
Semoga kasus ini bisa menjadi pelajaran untuk kita agar bisa menjadi orang tua yang lebih baik setiap harinya.