© Freepik
Mual dan muntah pada ibu hamil merupakan keluhan umum yang seringkali terjadi, terutama trimester awal kehamilan. Biasanya ibu hamil menjadi lebih mual pada saat bangun tidur di pagi hari, kondisi ini disebut juga morning sickness. Namun semakin lama, gejala mual akan berkurang dan intensitas untuk muntah akan menurun dengan sendirinya.
Di balik normalnya gejala tersebut, terdapat kondisi dimana rasa muntah dan mual yang dialami ibu hamil sangat ekstrem. Kondisi ini dapat disebut juga Hiperemesis Gravidarum.
© Freepik
Hiperemesis Gravidarum merupakan mual dan muntah berat atau berlebihan yang terjadi pada ibu hamil. Jika hal ini terjadi lebih dari 8 kali dalam waktu 24 jam atau terjadi setiap saat, maka akan menimbulkan gejala dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit dan keton dalam darah, serta penurunan berat badan yang akan memungkinkan beresiko pada kandungan.
freepik
Belum diketahui secara pasti penyebab hiperemesis gravidarum, namun kondisi ini sering kali dikaitkan dengan tingginya hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang ada dalam darah. Hormon tersebut dihasilkan oleh placenta atau ari-ari sejak awal kehamilan dan kadar hormon tersebut terus meningkat sepanjang masa kehamilan.
Terdapat beberapa faktor lainnya yang menjadi penyebab terjadinya Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil, seperti :
Hamil pada usia yang sangat muda
Kehamilan pertama
Obesitas atau berat badan berlebih
Keluarga dekat yang pernah memiliki hiperemesis gravidarum
Pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya
Mengidap hamil anggur
Mengandung anak kembar
© freepik
Gejala utama yang akan sering dialami pengidap hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi lebih dari 8 kali atau terjadi setiap saat. Selain itu, hiperemesis gravidarum dapat mengalami gejala tambahan seperti :
Sakit kepala
Dehidrasi, seperti lemas, kulit kering
Kehilangan nafsu makan sehingga berat badan menurun
Konstipasi atau sulit buang air besar
Produksi air liur berlebih
Inkontinensia urine atau sulit untuk menahan buang air kecil sehingga mengompol
Hipotensi atau tekanna darah rendah
Jantung berdebar
Sensitif terhadap bau
Gejala-gejala tersebut biasanya akan muncul di usia kehamilan 4-6 minggu dan akan mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu.
Selain melihat adanya gejala, harus terdapat diagnosis dari dokter dengan cara wawancara media, pemeriksaan fisik, dan juga beberapa pemeriksaan penunjang seperti laboratorium darah, urine, dan elektrolit guna memastikan adanya hiperemesisi gravidarum. Selain itu penting juga untuk melakukan pencitraan menggunakan USG untuk memastikan kondisi janin tetap aman.
© Freepik
Pengobatan pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang terbuang, mengembalikan nafsu makan, menghentikan mual dan muntah yang berlebih, serta mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah berlebih.
Pengkonsumsian makanan kering dan air jahe secara berkala penting dilakukan untuk merangsang nafsu makan, mengurangi rasa mual, serta penambahan nutrisi. Jika ibu hamil sama sekali tidak dapat menelan makanan, maka dokter akan memberikan nutrisi melalui cairan infus atau memberi asupan makan melewati selang makan.
Pengobatan ini akan ditentukan berdasarkan tingkat keparahan pada gejala dan disesuaikan dengan kondisi keseluruhan ibu hamil pada saat itu. Beberapa obat yang dapat diberikan dokter adalah :
Obat antimual, seperti pyrathiazine atau promethazine
Suplemen nutrisi dan vitamin
Vitamin B6 atau pyridoxine
Vitamin B1 atau tiamin
Selain itu, dokter akan menganjurkan untuk merubah pola kebiasaan hidup dan lingkungan, seperti banyak istirahat, mengenakan pakaian yang nyaman dan longgar, menghindari aroma menyengat, suara bising, serta kedipan cahaya berlebih yang dapat memicu terjadinya mual.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya mual dan muntah berlebih pada ibu hamil adalah dengan cara menghindari faktor-faktor pemicu, berkonsultasi dengan dokter dan merencanakan kehamilan secara teratur pada saat sebelum terjadinya kehamilan.
Segera hubungi dokter jika terdapat gejala muntah dan mual yang ekstrem yang mengakibatkan dehidrasi. Dengan begitu, penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalisir resiko munculnya komplikasi lain.
Editor: Najwa Al Rasyidah