© Instagram @ernestprakasa
Di dalam narasi masyarakat ada peraturan yang nggak tertulis tentang bagaimana perempuan dan laki-laki harus bersikap dan berpenampilan, bahkan hal ini sudah ditanamkan sejak anak masih kecil. Padahal ya, kalo dipikir-pikir lagi aturan nggak tertulis itu justru bias gender.
Nggak ada salahnya lho anak perempuan main robot-robotan atau mobil-mobilan. Mereka berhak bermain apa saja yang bisa menghibur dan menjadi sarana eksplorasi untuknya. Nggak ada salahnya juga anak laki-laki untuk menangis. Mereka berhak mengekspresikan dan belajar mengatur emosinya.
Ernest Prakasa, komika sekaligus sutradara film, juga merasakan hal yang sama terkait isu gender pada anak ini. Ia menceritakan pengalamannya mendidik kedua anaknya, Sky dan Snow.
“ Ini memang sesuatu yang sudah sangat turun menurun,” ujarnya.
Menurutnya, bias gender ini nggak perlu diteruskan lagi. Karenanya, ia mulai menanamkan nilai-nilai kesetaraan gender kepada anak perempuannya.
“ Anak perempuan tidak harus terasosiasi dengan karakteristik tertentu. Itu yang harus kita dobrak," lanjutnya.
Sebagai orangtua, Ernest dan pasangan sebisa mungkin nggak bias gender. Mereka memfasilitasi anak-anak secara bebas untuk memilih apa saja.
“ Misalnya warna, anak perempuan tidak harus ke mana-mana mengenakan baju warna pink. Anak perempuan saya paling senang pakai warna hitam,” tuturnya.
Dari sini, Ernest melihat bahwa anaknya sudah mampu melihat persoalan ketidakadilan. “ Paling tidak sudah ada spirit untuk equality di benaknya,” tutur Ernest.
Yuk, ikuti cara Ernest untuk jadi orangtua yang nggak bias gender. Perilaku dan masa depan anak itu dimulai dari cara orangtua mendidiknya, lho!