Jangan Panik! Ini Caranya Ngadepin Anak yang Mulai Pacaran

Reporter : Audila Rima Ndani
Senin, 20 April 2020 07:37
Jangan Panik! Ini Caranya Ngadepin Anak yang Mulai Pacaran
Naksir lawan jenis kan wajar. Jangan panik dulu, Moms!

Melihat pertumbuhan anak memang sangat menyenangkan. Secara nggak sadar kita sebagai orang tua menjadi saksi kehidupan mereka mulai dari bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Tapi nggak semua orang tua siap menghadapi anak mereka yang mulai remaja.

Apalagi kalau sudah ngomongin dunia percintaan. Banyak dari orang tua yang meremehkan perasaan anak dan menganggap mereka terlalu kecil untuk hal itu. Padahal sebagai manusia tentunya kita semua pernah dong ngerasain naksir orang dan jatuh cinta? Kenapa anak malah dilarang?

1 dari 5 halaman

ilustrasi anak pacaran

Dari yang saya baca di Parents.com, para ahli mengatakan bahwa orang tua sebenernya nggak bisa berbuat banyak untuk melindungi anak-anak mereka dari kekecewaan pada dunia, terutama dalam percintaan, selain berusaha membangun komunikasi yang baik dan nyaman pada anak. Meski begitu, itu bukanlah hal yang mudah karena bahkan masih banyak orang tua yang gagal berkomunikasi dengan anak.

Berbicara tentang pacaran, anak-anak sepertinya punya rasa penasaran yang besar tentang lawan jenis mereka. Hal itulah yang membuat mereka ingin mengetahui kapan sebenarnya mereka diizinkan untuk mulai pacaran.

2 dari 5 halaman

ilustrasi remaja pacaran

Marilyn Benoit, seorang psikiater anak dan remaja di Pennsylvania mengungkapkan bahwa anak-anak mulai naksir dan berpikir tentang romansa antara usia 10 dan 13 tahun. Secara biologis, itulah yang diperintahkan oleh tubuh anak untuk dilakukan karena mereka berada pada tahap awal pubertas. Sementara secara sosial, saat itulah mereka belajar untuk menegosiasikan hubungan.

Kabar baiknya untuk para orang tua adalah kita bisa menjadi sosok yang anak percaya untuk membicarakannya saat mereka berada pada fase tersebut. Anak akan sangat menghargai pendapat dan saran dari orang tua jika kita mau terbuka dengan mereka. Itulah mengapa sangat penting untuk membangun kedekatan dengan anak agar hubungan keluarga tetap sehat hingga anak mulai memasuki masa remajanya.

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua saat anak mulai mengenal cinta dan ingin pacaran.

3 dari 5 halaman

Memulai obrolan

orangtua remaja

Banyak orang tua berpikir bahwa anak mereka belum tertarik dengan dunia cinta saat mereka nggak mengatakan apa-apa tentang hal itu. Padahal orang tua mungkin tahu bahwa di usia anak mereka, banyak anak yang sudah mulai pacaran. Tapi mereka yakin banget kalau anaknya bukan salah satunya.

Pemikiran bahwa pacaran merupakan hal yang bisa membahayakan anak justru sering menghancurkan hubungan anak dengan orang tua. Untuk mengatasi hal itu, cobalah untuk lebih terbuka dengan anak. Ajak dia mengobrol dan membicarakan tentang kehidupannya. Jangan remehkan perasaannya dan bantu dia memahami apa yang sedang dia hadapi. Dengan begitu kamu akan mendapatkan kepercayaannya untuk banyak hal.

4 dari 5 halaman

Nggak menggurui dan mengharagi perasaannya

Ilustrasi Ibu dan Remaja

Banyak orang tua yang cenderung menggurui saat mengobrol dengan anak. Mereka mulai melarang ini dan itu padahal anak nggak menginginkan hal itu. Yang benar-benar ingin dibicarakan oleh anak adalah tentang perasaan mereka. Cara jantungnya berdetak lebih cepat ketika memikirkan anak laki-laki di latihan band, atau seberapa senang rasanya ketika dia menyapa.

Profesor pediatri, Elizabeth Miller, mengungkapkan orang tua bisa ketakutan dan merespon berlebihan saat mengetahui anaknya mulai berpacaran. Nggak jarang dari mereka juga meremehkan perasaan si anak. Padahal Elizabeth mengungkapkan, remaja biasanya nggak begitu tertarik dengan seks itu sendiri.

5 dari 5 halaman

Pertanyaan anak umumnya lebih polos. Mereka ingin tahu cara mendekati seseorang yang mereka anggap lucu. Kemungkinan besar, mereka bahkan nggak memikirkan seks sama sekali, tapi mungkin justru jadi takut karena ucapan orangtuanya.

Tapi bukan berarti orang tua nggak membicarakan tentang seks sama sekali. Pendidikan seks dari orang tua juga dibutuhkan agar anak nggak salah mendapatkan informasi.

Semoga cara ini bisa membantu kamu ya!

Beri Komentar