© 2019 Https://www.diadona.id / @ Thebump
Sejumlah anak mengalami obesitas, meskipun jumlahnya tak sebanyak pada orang dewasa. Obesitas di masa kanak-kanak ini bisa menimbulkan berkembangnya berbagai risiko kesehatan anak seperti bisa terkena penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan penyakit lainnya.
Dilansir dari laman Boldsky (26/11), obesitas pada anak ini terjadi apabila BMI (indeks massa tubuh) anak lebih tinggi dari 95 persen anak-anak yang lain seusianya dengan jenis kelamin yang sama. Biasanya akan dimulai pada umur lima sampai enam tahun, terus sampai masa remaja yang bisa berakibat buruk pada kesehatannya di masa mendatang.
Tidak hanya memengaruhi kesehatan fisiknya, obesitas ini bisa berpengaruh pada kesehatan mental si anak karena menjadi kurang percaya diri dengan bentuk badannya bahkan sampai depresi. Riwayat keluara, gaya hidup dan pola makan yang buruk dan kurang gizi bisa menjadi penyebab utamanya. Namun terlepas dari berbagai penyebab itu, ibu bisa memainkan peran yang penting untuk mengendalikan atau mencegah obesitas pada anak.
Menurut sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Harvard, ibu memiliki peran penting untuk mengurangi risiko anaknya mengalami obesitas, dengan gaya hidup sehat yang bisa memberikan dukungan dan bisa dijadikan contoh oleh anak-anak.
Gaya hidup yang sehat ini yaitu dengan berolahraga secara teratur, makan makanan yang sehat, mempertahankan berat badan yang sehat, dan tidak merokok. Menurut para peneliti, hal ini bisa mengurangi risiko anak mengalami obesitas sampai 75 persen dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukannya. Jika kebiasaan yang baik itu terus dilakukan maka bisa menurunkan risiko obesitas pada anak sampai 82 persen.
Gaya hidup yang sehat ini juga bisa dimulai sebelum kelahiran anak tetapi paling tidak selama dua tahun sebelumnya kamu harus melakukan gaya hidup sehat ini agar berpengaruh pada calon anak kamu nantinya.