© Shutterstock.com
Menjalani peran sebagai seorang ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Masih banyak orang yang menganggap bahwa peran ibu di rumah lebih mudah daripada ayah yang bekerja untuk mencari nafkah.
Padahal setiap orang tua menghadapi banyak tantangan tersendiri dalam merawat anak. Ibu bahkan sangat mungkin nggak mendapat istirahata saat harus mengurus anak dan juga rumah.
Belum lagi jika ibu mengalami serangan overthinking yang kadang nggak bisa dicegah. Seringkali hal ini akan membuatnya merasa tertekan dan stres.
Jika kamu belum tahu apa saja tanda-tanda overthinking yang dialami oleh seorang ibu, berikut kita berikan penjelasan dan cara menanganinya.
Dilansir dari video yang diunggah oleh akun Instagram @parentalk.id pada 22 April 2021, seorang Psikolog Klinis, Pritta Tyas Mangestuti, menjelaskan ciri-ciri seorang ibu yang terkena overthinking. Ciri pertama adalah adanya pikiran negatif pada ibu.
" Kita mencemaskan sesuatu, kita takut tidak mencapai sesuatu, tapi pikiran ini terus-menerus berputar di kita gitu," ungkap Pritta.
Ciri seorang ibu mengalami overthinking selanjutnya adalah senang memikirkan what if scenario. Ibu merasa cemas dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.
Dalam hal ini, Pritta memberikan gambaran seorang ibu yang sudah memikirkan kesulitan anak saat belajar di sebuah sekolah, padahal anaknya masih belum masuk usia sekolah. Ibu itu sudah memikirkan banyak kemungkinan yang masih belum terjadi.
Sementara ciri ketiga adalah ibu yang selalu memikirkan kemungkinan terburuk atau hal buruk terjadi padanya atau orang-orang di sekitarnya. Hal itu biasanya muncul dalam pikiran ibu secara tiba-tiba dan bisa membesar begitu saja.
Menurut Pritta, pemikiran seperti itu akan berdampak pada perasaan, mood, dan cara ibu dalam memperlakukan anak. Untuk mengatasi masalah overthinking ini, Pritta memberikan saran yang disebutnya dengan istilah " 4T+1M" sebagai berikut:
Penting bagi ibu untuk bertanya pada diri sendiri tentang alasa mengapa mereka terus berpikir tentang hal tersebut. Selanjutnya ibu bisa mencari tahu apa pemicu dari pikiran tersebut.
Pritta menyadari bahwa kehidupan sebagai seorang ibu memang bisa sangat menekan. Untuk mengurangi rasa tersebut, ibu bisa menyisihkan waktu selama 20 atau 15 menit dalam sehari untuk merefleksikan diri melalui tulisan.
Setelah menuliskan banyak pikiran negatif yang kita rasakan, kita bisa menantang pikiran negatif itu. Hal ini dilakukan agar kita bisa menemukan pemikiran yang lebih rasional.
Setelah menemukan akar dari masalah, ibu tentu bisa mencari solusi untuk hal tersebut. Selanjutkan kita bisa menerapkan metode mindfulness agar merasa lebih baik.
Semoga informasi ini bisa membantu kamu ya, Moms!