© Freepik.com
Menjadi ibu baru tentunya membuat kita merasa penasaran dengan banyak hal tentang anak. Wajar jika timbul pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita tentang anjuran hingga larangan yang nggak boleh dilakukan pada bayi.
Salah satunya adalah tentang minum air putih. Sebagai manusia, kita tentu membutuhkan cairan untuk bertahan hidup. Bayangin aja kalau kita nggak minum seharian, pasti tubuh akan menjadi lemas dan nggak bertenaga.
Tapi nyatanya bayi baru boleh minum air putih setelah dia berusia 6 bulan. Di bawah usia tersebut, bayi belum membutuhkan air putih dan justru bisa celaka jika dipaksa minum air putih.
Dilansir dari Brightside, banyak dokter anak setuju bahwa ASI sudah cukup untuk menjaga agar bayi nggak dehidrasi. ASI menjadi sumber lemak, protein, gula, mineral dan komponen penting lainnya yang dibutuhkan oleh bayi yang sedang tumbuh.
Makanya bayi membutuhkan banyak ASI. Selain itu, perlu kita ingat bahwa ASI mengandung lebih dari 80% air.
ASI benar-benar bisa memuaskan dahaga bayi bahkan saat panas. Jadi setelah bayi mendapatkan ASI, pada dasarnya mereka mendapatkan air dan semua nutrisi yang dibutuhkan.
Selain ASI, susu formula juga sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan air dan makanan bayi. Tapi kita perlu hati-hati karena susu formula nggak boleh terlalu encer. Hal itu akan membuat bayi nggak mendapatkan semua kalori dan nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang mereka.
Menurut WHO, bayi nggak membutuhkan air selama 6 bulan pertama kehidupan mereka. Dokter anak percaya merekomendasikan orang tua untuk memberikan 2 sampai 4 ons air pada bayi di usia 6 dan 12 bulan.
Tapi jangan heran ya Moms kalau bayi nggak bergitu tertarik dengan air. Hal ini normal terjadi jika bayi masih mendapatkan ASI atau susu formula.
Pemberian air pada bayi di bawah 6 bulan dapat menyebabkan gizi buruk. Hal ini bisa membuat bayi minum ASI lebih sedikit yang berdampak pada sedikitnya kalori dan nutrisi yang mereka terima.
Selain itu, air atau susu formula encer juga bisa menyebabkan bayi mengalami keracunan air. Hal ini akan menyebabkan masalah kesehatan serius bahkan kematian bayi.
Makanya kalau kita ragu tentang hal ini, kita bisa berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu untuk mendapatkan jawaban yang jelas. Dengan begitu kita juga bisa terhindar dari risiko membahayakan kondisi bayi.
Semoga informasi ini bisa membantu kamu ya!
