© Shutterstock.com
Semua ibu pasti khawatir ketika buah hati lebih suka melepaskan pakaiannya. Saat anak-anak lebih suka telanjang di depan umum, Moms pasti merasa jika hal tersebut sangat memalukan. Menghentikan mereka terkadang justru berkahir di pertikaian yang membuat anak-anak menangis. Jika demikian, Moms pastinya mengalami kesulitan mengatasinya.
Perilaku semacam ini, seperti membuka baju karena gerah atau bahkan tanpa sebab tentu membuat Moms kesal. Apalagi saat anak-anak lebih suka membuka bajunya di depan umum.
Dalam kebanyakan hal, anak-anak yang melepaskan pakaiannya disebabkan karena mereka merasa tidak nyaman. Hal semacam ini bahkan kerap terjadi meskipun Moms sudah memilih jenis pakaian yang nyaman dan memiliki bahan yang dingin sekalipun.
Faktor lain biasanya terjadi pada anak autis yang memiliki tantangan sensorik lebih sehingga mereka lebih kuat dan aktif dibandingkan dengan teman sebayanya. Hal yang mungkin terjadi seperti:
1. Anak-anak lebih sensitive terhadap sensasi taktil yang tidak nyaman seperti jahitan label yang gatal.
2. Buah hati Moms mungkin membutuhkan lebih banyak tekanan karena pakaian yang mereka gunakan kurang longgar.
3. Anak-anak mungkin memiliki tingkat sensitive yang tinggi sehingga menimbulkan rasa gatal akibat detergen setelah pakaian dicuci.
Mengingat banyaknya faktor yang mungkin menjadi penyebab anak-anak lebih suka melepaskan pakaiannya, Moms bisa mencoba beberapa trik berikut, seperti:
Yang terpenting adalah perhatian Moms untuk memastikan bahwa anak anak-anak tidak basah atau buang air besar. Tetapi jika itu bukan masalahnya, inilah saatnya untuk mencari beberapa kemungkinan jawaban lain untuk pertanyaan Moms.
Jika anak-anak merespons pakaian yang gatal atau kasar, langkah pertama yang mudah adalah melepas semua label dan memotong pita atau tepi yang asing atau tidak nyaman. Gerakkan jari Moms di atas pakaian untuk memastikan semua label dan pita tidak menganggu kenyamanan buah hati.
Jika anak-anak masih merasa tidak nyaman dengan popok atau pull-up mereka, Moms bisa mencoba merek lain atau pilih pakaian dengan katun lembut.
Apabila Moms tidak dapat menemukan masalah sensorik yang dapat dipecahkan, langkah selanjutnya yang bisa Moms lakukan adalah melakukan pendekatan sensorik. Pada intinya, Moms perlu melatih anak-anak untuk tetap memakai pakaiannya. Ini dapat dicapai melalui beberapa rute positif termasuk:
- Menginstruksi anak-anak melalui penggunaan buku bergambar dan cerita sosial.
- Memodelkan perilaku dengan memperhatikan bagaimana teman sebayanya bisa tetap nyaman berpakaian.
Jika akomodasi atau modifikasi perilaku tidak berhasil, Moms mungkin perlu menemukan cara fisik untuk mencegah anak-anak melepaskan baju mereka.
Intinya, Moms mungkin perlu membuat anak-anak secara fisik tidak mungkin melepaskan pakaiannya. Untuk melakukan ini, Moma harus memilih dan/atau memodifikasi pakaian sehingga sulit atau tidak mungkin untuk dilepas. Beberapa contoh yang bisa Moms ciba terapkan seperti:
1. Meletakkan semua pengencang di belakang sehingga buah hati Moms tidak dapat menjangkaunya.
2. Beli pakaian berkaki (piyama adalah yang paling umum) dan kenakan ke belakang.
3. Beli pakaian dalam bergaya union suit dan kenakan ke belakang.
4. Ubah ritsleting agar tidak mudah dibuka ritsletingnya (gunakan peniti untuk menjepit ritsleting di posisi atas).
5. Ganti kancing dengan pengencang yang lebih rumit atau lebih kuat.