10 Kumpulan Puisi Rindu untuk Ayah yang Sudah Meninggal, Haru dan Menyentuh

Reporter : TIM MAGANG ASIK
Jumat, 1 Maret 2024 20:24
10 Kumpulan Puisi Rindu untuk Ayah yang Sudah Meninggal, Haru dan Menyentuh
Kumpulan puisi untuk ayah yang sudah meninggal ini begitu menyentuh dan bisa jadi inspirasi untuk kamu yang ingin menulis puisi

Ayah merupakan sosok pria hebat yang menjadi panutan untuk keluarganya. Sikapnya yang tegas dan pekerja keras namun tetap menyebarkan kasih sayang dan kehangatannya untuk keluarga tercinta. Ayah merupakan sosok yang sangat berarti bagi hidup seseorang. Lewat perjuangan ayah, kita dapat tumbuh dewasa dan memperoleh pendidikan serta kenikmatan hidup yang dapat kita rasakan saat ini. 

Sebagai anak, tak akan pernah mampu untuk membalas secara sepadan terhadap jasa ayah yang begitu besar pengorbanannya bagi keluarga. Maka dari itu, sebuah keharusanlah sebagai anak untuk menyayangi sosok ayah. Meski begitu, terdapat sebagian orang kurang beruntung dikarenakan kehilangan sosok ayah lebih awal. Kenyataan tersebut tentu merupakan hal yang menyakitkan bagi seseorang. Ketika kehilangan sosok ayah, hidup seseorang terasa lebih hampa.

Tak sedikit orang yang kehilangan ayah memilih dan membutuhkan wadah untuk mengekspresikan perasaan dan emosi mereka melalui puisi. Berikut contoh puisi rindu untuk ayah yang sudah meninggal:

 

1 dari 11 halaman

1. Kerinduan

Kumpulan Puisi Rindu untuk Ayah yang Sudah Meninggal© Freepik

Oleh: Niki Ayu Anggraini

 

Ayah, dimana engkau berada

Disini aku merindukanmu

Menginginkan untuk berjumpa

Merindukan akan belaianmu

 

Kasih sayangmu selalu ku rindu

Engkau selalu hadir di mimpi,

Mimpi yang begitu nyata bagiku

Menginginkan engkau untuk kembali

 

Aku selalu mengharapkan engkau,

Menemaniku setiap hari

Menemani masa pertumbuhanku ini

 

Aku tumbuh menjadi besar,

Tanpa engkau disisiku

Tanpa engkau yang menemani hari-hariku

 

2 dari 11 halaman

2. Rindu Pelukan Ayah

Ilustrasi Ayah dan Anak© shutterstock

Ketika senja menjelang,

Sayup adzan mulai berkumandang

Burung-burung pulang ke sarang

Gembalakan ternak menuju kandang

 

Semnetara aku disini, 

Duduk sepi dan sendiri

Perihal rindu semakin menjadi

Akan cinta yang tak mati

 

Seperti manusia pada umumnya,

Takkan lekang dari cerita lama

Tentang rindu yang menggelora

Akan cinta yang tak tertelan masa

 

Begitu juga aku,

Rindu di dekat ayah ketika dipangku

Rindu bercengkrama di sela waktu

Rindu pelukan dan nyanyian syahdu

 

Sementara di sisi lain,

Aku pasrah menatap cermin

Menyadari semua yang aku ingin,

Telah berlalu diterbangkan angin

 

Ayah, aku merindukanmu

Rindu ciuman dan pelukanmu

Rindu senyuman dan teguranmu

Rindu semua yang ada darimu

 

Tegarkanlah, tenangkanlah

Ayah, maafkan aku

 

3 dari 11 halaman

3. Getar Malam Rinduku

Kumpulan Puisi Rindu untuk Ayah yang Sudah Meninggal© Freepik

Oleh: Eko Putra Ngudidaharjo

 

Ingin kugali gundukan itu,

Dan mencabut papan nama setiap dukaku

Biarlah nafasku memeluk tentangmu

Puisi-puisi gelap menimangku

Sajak berair mata merangkulku,

Dan merambatkan tiap ratap di sekitar gelap

Seolah kau utus jangkrik untuk memejamkan lelahku

Nyanyi cerita tentang dahaga merindu

Seolah kau titipkan restumu,

Lewat dingin malam menyuap

 

Mantra-mantra penghapus basah tatapku

Tiap dendang lantun macapat mengiring sendu

Seperti suara hati yang tersampaikan padaku

Bahkan suara gitar berbeda saat anganku menuju kenangmu

Getar yang memancar melahirkan syair,

Bak pujangga berlagu

Ini untukmu, itu buatmu,

Dan do’a sebagai baktiku

Miss you, Ayah

 

4 dari 11 halaman

4. Berjalan Tanpamu

Ilustrasi Ayah dan Anak© shutterstock

Kususuri senja hari ini

Menatap ke arah matahari

Namun ia perlahan pergi

Tinggalkanku seorang diri

 

Pagi tiba dengan suryanya

Pancarkan cerahnya cahaya

Belum usai ku sapa,

Ia berburu meninggi saja

 

Kenapa?

Kenapa semua pergi tiba-tiba?

Kenapa keindahan tak bertahan lama?

Kenapa semua berlalu begitu saja?

Semua hal berubah gundah

Semenjak kepergian ayah, semua hal berubah sepi,

Semenjak ayah tak lagi di sini

 

Kadang,

Aku bertanya pada diri,

Sanggupkah aku berjalan sendiri,

Menjalani hidup tanpamu disini?

 

Yah,

Aku merindukanmu,

Sangat rindu bertemu denganmu,

Duduk berdua di dekatmu

 

5 dari 11 halaman

5. Titip Rindu Buat Ayah

Kumpulan Puisi Rindu untuk Ayah yang Sudah Meninggal© Freepik

Oleh: Srifatmawaty Timumu

 

Ku tak dapat menghantarkan kepergianmu

Langit mendung turut berduka

Semua riuh rendah mengingat amal kebaikanmu

 

Ayah, 

Di bawah nisan dan kamboja ini, 

Aku tertunduk

Ku jatuhkan air mata untukmu

Ayah, 

Kau yang mengajarkan aku tentang arti kehidupan

Kau yang mengajarkan aku menghargai sesama

Kini ayah pergi,

Untuk selamanya

 

Tuhan, 

Jika boleh aku bertemu ayah,

Ku ingin memeluknya dengan penuh rasa kasih sayang

Tuhan, 

Ku tahu semua itu takkan pernah terjadi

Tapi, aku hanya dapat berkata kepada-Mu

 

6 dari 11 halaman

6. Lelaki Terhebat

ilustrasi ayah dan anak© Shutterstock

Lelaki yang terbaring kaku itu ayahku

Dia laki-laki yang tidak pernah menyakitiku

Dia lelaki yang selalu mengayomiku

Rasa sakitnya tidak pernah ia rasakan

 

Lelaki hebat itu ayahku

Ia sosok lelaki sederhana namun penuh kasih

Ketulusannya terasa begitu hangat

Kini ia pergi untuk selamanya

 

Meski sedih rasanya kehilanganmu, 

Aku melepasmu dengan ikhlas 

Demi bahagiamu di surga

Kini kau sudah tidak sakit lagi

 

Terimakasih ayah

Jasa-jasamu akan selalu ada di ingatan

Nasehatmu takkan ku lupakan

Selamat tinggal ayahku sayang

 

7 dari 11 halaman

7. Kehilangan

Kumpulan Puisi Rindu untuk Ayah yang Sudah Meninggal© Freepik

Oleh: Desi Maylani

 

Ayah,

Kehilanganmu seperti aku kehilangan dunia

Seperti aku kehilangan seluruh daya

Seperti aku kehilangan separuh jiwa

 

Ayah,

Dari keringatmu aku hidup

Dari tanganmu aku makan dan minum

Dari nasehatmu aku menjadi manusia

 

Ayah,

Kepergianmu memukul hatiku

Kepergianmu mencabik jiwaku

Kepergianmu meruntuhkanku

 

Ayah, semoga engkau berbahagia disana

Semoga engkau tenang di surga-Nya

Semoga amalanmu diterima oleh-Nya.

 

8 dari 11 halaman

8. Untuk Ayah yang Telah Berada di Surga

Ilustrasi Ayah dan Anak© shutterstock.com/g/Dragon Images

Ku nikmati rindu,

Yang tercipta oleh lengkung jingga,

Bersama dentingan dawai gitar

Mencoba untuk bernostalgia dan,

Melupakan segenap prahara yang ada

 

Aku tak risau, 

Soal lemahnya daya ingat akanmu

Sebab Tuhan selalu berhasil,

Mengembalikan kenangan kita,

Lewat senaja yang berbau rindu itu

 

Aku masih menyapamu,

Sebagaimana kau menyapaku dulu

Namun kepergianmu,

Membuat senja tak lagi sama

Bahkan puisiku juga

 

Ketahuilah..

“ Kamu” adalah gagasan utama,

Pembicaraanku dengan Tuhan,

Disetiap kedua telapak tangan terbentang menganga,

Diiringi air mata

 

9 dari 11 halaman

9. Perginya Dirimu

Kumpulan Puisi Rindu untuk Ayah yang Sudah Meninggal© Freepik

Oleh: Muzdalifah Agustina

 

Tak ada kata yang pantas terucapkan

Hanya derai bening yang selalu bercucuran

Membayangkan segala kenangan

Teringat akan semua kebersamaan

Walau ucapmu terkadang pahit

Sentakmu buatku sakit

Namun kan ku coba tuk bangkiyt

Tak peduli itu mudah ataupun sulit 

Keluh kesah selalu kau sembunyikan

Kau simpan dalam sebuah senyuman

Apapun yang kau rahasiakan, 

Aku selalu bisa merasakan

 

Itu dahulu, 

Saat kau masih bersamaku

Banyak hal yang buatku malu

Malu karna telah menyia-nyiakanmu

Kini hanya sesal yang terasa di jiwa

Ingin sekali aku mengulang semua

Jika Tuhan mengizinkannya,

Aku takan lagi buatmu kecewa

Andai Tuhan beritahu aku,

Bahwa Ia akan mengambil ayah lebih dulu

Mungkin aku takan lakukan itu

Kan ku buat dia bahagia karna aku

 

10 dari 11 halaman

10. Anak Yatimmu

Ilustrasi Ayah dan Anak© https://www.shutterstock.com/g/tomwang

Hari ini, aku kembali tersandar

Tersandar kemudian bersabar,

Tentang sesuatu yang memudar,

Dari sosok yang begitu tegar

 

Hari ini, akulah Anak Yatim

Seorang bocah ingusan yang terhakim

Segudang rindu mulai bermukim

Di dalam do’a sellau kukirim

 

Hari ini, akulah insan nan pincang

Menelusurit bumu dengan gamang

Merasa mundur sebelum perang,

Karena kerasnya benturan karang

 

Hari ini, akulah si anak yatim

Menggantung harapan di ujung jalan

Berlari namun tak sanggup menahan, 

Akan kerinduan yang kian mendalam

 

Ayah, akulah Anak Yatim

 

11 dari 11 halaman
Beri Komentar