© Shutterstock
Organic parenting mungkin masih terdengar asing, ya. Tapi, tau nggak sih, pola pengasuhan ini sebenarnya udah ada sejak jaman dahulu. Terus, apa sih organic parenting itu? Apa yang membedakan sama jenis parenting lainnya?
Simpan dulu pertanyaanmu, karena kami bakal bantu jawab satu-satu, ya.
Organic parenting sebenarnya merupakan gaya asuh khas Skandinavian, yang kemudian mulai berkembang dan booming di berbagai negara, termasuk Indonesia. Seorang psikoterapis pernikahan dan keluarga di California, Karen Ouse, menjelaskan bahwa pola asuh ini berfokus pada kedekatan anak dengan alam.
Orangtua yang menerapkan organic parenting biasanya menggunakan hal-hal yang berbau organic. Mulai dari makanan, minuman, obat-obatan, produk kecantikan sampai alat kebersihan rumah tangga. Pokoknya semua serba alami dan ramah lingkungan.
Nggak cuma itu, orangtua juga melatih anaknya untuk merawat lingkungan dan alam. Seperti mengurangi sampah plastik, hemat energi listrik dan air, serta menggunakan transportasi yang ramah lingkungan.
Untuk sisi sosial, orangtua yang menerapkan organic parenting, mengajak anaknya untuk lebih banyak waktu bersama saling mendengarkan dan bercerita, atau beraktifitas di luar ruangan yang jauh dari gadget dan TV.
Ini pasti relate banget dong sama masalah anak-anak yang nggak bisa lepas dari gadget.
Dengan menerapkan organic parenting bukan cuma anak aja yang dapat benefitnya, tapi juga orangtua. Kedekatan orangtua dan anak jadi lebih intens dan membuat orangtua lebih mengerti anak, sehingga bisa meminimalisir konflik orangtua dan anak.
Selain itu, anak dan orangtua juga sama-sama belajar untuk mencintai dan menghargai lingkungan alam sekitar.
Seru banget ya kelihatannya. Gimana nih, orangtua ada niatan untuk mencoba pola asuh yang satu ini?