© Instagram / Ramadhaniabakrie
Saat ini hampir semua orang punya akun media sosial. Banyak dari mereka yang menggunakan media ini sebagai tempat untuk membagikan pengalaman mereka sehari-hari.
Instagram menjadi salah satu media sosial yang digemari oleh banyak orang. Di sana kita bisa dengan bebas membagikan konten foto dan video keseharian kita.
Namun kebebasan yang diberikan oleh Instagram tentu memiliki sisi negatif yang harus ditanggung oleh penggunanya. Salah satunya adalah kemungkinan munculnya komentar-komentar jahat dari pengguna internet pada konten yang dibagikan.
Menyadari hal itu, Nia Ramadhani pun memutuskan untuk melarang anaknya punya Instagram. Dia menjelaskan pada anak pertamanya, Mikhayla, yang kini sudah semakin besar.
wow nia ramadhani pic.twitter.com/J1QMuWAAKE
Sebuah video yang menampilkan Nia Ramadhani dan Mikhayla menjadi viral setelah diunggah oleh akun Twitter @moostnslvt. Di video itu, Nia terlihat memberi nasihat untuk Mikhayla. Salah satunya adalah tentang alasan mengapa dia nggak mengizinkan Mikhayla punya akun Instagram.
" Makanya Mama tuh nggak pernah mau kamu punya Instagram, karena komentar-komentarnya itu kalo kamu baca-bacain kadang-kadang mereka nggak mikir asal-asal aja ngomong," ucap Nia pada sang anak.
Setelah video tersebut viral, netizen pun banyak yang memberikan pujian pada Nia. Mereka menganggap bahwa Nia melakukan hal yang tepat dalam mendidik anaknya.
Dilansir dari Brightside, anak yang berusia di bawah 13 tahun memang sebaiknya nggak diperbolehkan menggunakan media sosial. Secara cara berpikir, anak masih sangat mudah terpengaruh oleh orang lain dan dikhawatirkan konten di media sosial bisa mengarahkan anak pada hal yang buruk.
Melalui media sosial, anak nggak hanya dipengaruhi oleh anak-anak seumuran mereka, tapi juga lebih dari itu. Mereka bisa merasa tertekan dengan tren dunia.
Anak yang akan beranjak remaja biasanya sedang dalam tahap pengembangan harga diri. Melihat pengguna media sosial bisa membuat mereka kehilangan kepercayaan diri sejak dini.
Pengguna media sosial tentu senang berbagi apa pun di akun mereka. Bisa jadi anak nggak sadar membagikan hal yang seharusnya nggak boleh dibagikan di media sosial milik mereka.
Bahkan jika anak cuma membagikan lokasi atau foto, hal ini akan mudah dilacak oleh orang yang nggak bertanggung jawab. Dari sini anak bisa saja memasukkan dirinya dalam kondisi berbahaya.
Selain itu, Penindasan atau bully di media sosial bisa lebih buruk dari yang terjadi di kehidupan nyata. Apalagi pelaku bisa bertindak dengan bebas secara anonim saat melakukannya.
Hal ini akan berdampak buruk pada perkembangan mental anak. Mereka sangat mungkin mengembangkan kecemasan berlebihan hingga menyakiti diri sendiri setelah mengalami cyberbullying.
Semoga hal yang disampaikan Nia Ramadhani bisa sama-sama menjadi pertimbangan kita ya, Moms!