© Dokumentasi Pribadi Novita Tandry
Banyak orang yang telah membuktikan sendiri bahwa menjalani kehidupan rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Pasangan suami istri saling berkomitmen untuk hidup bersama dalam hubungan pernikahan dan saat anak lahir, mereka kemudian akan menjalankan peran baru sebagai orang tua.
Kenyataannya saat sudah dihadapkan pada kondisi di mana seorang wanita harus menjalani perannya sebagai ibu, banyak di antara kita yang pada akhirnya menyerah pada kehidupan karir. Banyak wanita yang harus merelakan mimpi mereka dan lebih memilih untuk fokus mengurus anak.
Tentunya pilihan itu nggak bisa disalahkan. Orang tua memang butuh hadir dalam setiap momen pertumbuhan dan perkembangan anak mereka. Tapi yang perlu kita sadari adalah bukan nggak mungkin seorang wanita bisa sukses dalam dunia karir sambil menjalankan perannya sebagai ibu.
Buktinya psikolog anak dan remaja sekaligus pendiri sekolah NTO Childcare and Early Education, Novita Tandry, berhasil melakukannya selama kurang lebih 26 tahun menjalani karirnya di dunia pendidikan. Tim redaksi kami mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai langsung sosok Novita Tandry yang sangat menginspirasi. Novita juga banyak menyampaikan tentang pentingnya peran orang tua dalam kehidupan anak, khususnya pada masa kecil anak.
Lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara, Novita Tandry merasa bahwa masa kecilnya adalah masa yang paling dia rindukan dalam hidupnya. Meski hidupnya bisa dikatakan sederhana jika dibandingkan dengan kehidupan masyarakat di ibu kota, namun wanita yang telah menerbitkan tujuh buku parenting ini mengaku keadaan itu membuatnya lebih bisa menikmati masa kecil.
Merasa bahwa masa kecilnya sangat bahagia dengan kehadiran orang tua, terutama sosok ayah yang mengajarkannya banyak hal, Novita ingin kebahagiaannya itu juga dirasakan oleh keluarganya. Pengalaman masa kecilnya itu juga yang membuat Novita sangat menghargai masa kecil anak-anak.
" Masa kecilnya dilewati dengan sangat bahagia sih. Jadi mungkin itu juga yang membuat saya begitu menghargai masa kecil. Bahwa masa kecil itu harus dilalui semua orang dengan apa yang saya alami ya, dengan kehadiran orang tua. Jadi saya ingin itu di-copy paste gitu lho ke generasi kalo khususnya bicara ke dalam keluargaku, ya itu yang mau di-copy paste, direfleksikan kembali."
Dikenal sebagai seorang psikolog anak dan remaja, ternyata hal itu bukanlah karir yang dipilih secara kebetulan oleh Novita. Sejak kecil Novita memang sudah senang dengan dunia anak-anak. Pengalamannya mengajar di sekolah minggu sejak duduk di bangku SMP membuat dia begitu tertarik dengan dunia anak-anak. Baginya memilih karir sebagai psikolog anak bisa memberikan makna lebih dalam kehidupannya.
" Saya suka dengan dunia anak aja, karena masuk ke dunia anak membuat hidupnya lebih bermakna. Kita mengisi suatu jiwa manusia sejak dini dan akan memengaruhi dia sampai dewasa sampai dia meninggal. Dengan bisa menginvestasikan di dunia anak, buat saya makna hidupnya lebih bermakna, saya suka aja dunia anak dari dulu."
Novita sendiri mengakui bahwa orangtuanya memiliki peran besar dalam pilihan hidupnya untuk masuk ke dunia anak-anak. Dia bercerita bahwa sang ayah juga suka dengan anak-anak sehingga dia terbiasa melihat contoh di dalam rumah. Bagi Novita, anak adalah refleksi dari orang tua, apa yang dibiasakan sejak kecil akan menjadi karakter dari anak itu sendiri.
Wanita yang pernah masuk dalam One of The Most Powerful Woman versi Her World Magazine Star Media di tahun 2012 ini juga mengungkapkan bahwa banyak nilai-nilai baik dari orangtuanya yang memengaruhi kehidupan Novita sebagai psikolog dan juga ibu. Namun lebih spesifik dia mengungkapkan integritas yang mencakup semua nilai baik tersebut.
" Intergritas itu mencakup semua. Integritas itu masuk kejujuran, kedisiplinan, kemandirian, daya juang, ada di dalam satu kata itu."
Selain sebagai psikolog anak dan remaja, Novita juga merupakan pemilik dari NTO Childcare & Early Education. Novita merasa setelah menempuh pendidikan, dia hanya mendapatkan teori. Untuk menerapkan ilmu yang telah dia dapatkan, Novita memutuskan untuk membuka sekolah untuk anak usia dini. Di samping itu, membuka sekolah nggak hanya menerapkan ilmu parenting yang dia miliki tetapi juga ilmu sebagai enterpreneur.
" Membuka sekolah itu bukan hanya punya ilmu parenting-nya dan ilmu psikologinya ya, tapi juga ilmu enterpreneurship-nya. Kombinasi dari kedua itu saya buka sekolah dan itu lebih memaknai hidup saya bahwa saya berbuat sesuatu untuk hidup seseorang melalui dunia anak."
Novita Tandry nggak hanya memiliki peran sebagai seorang pemilik sekolah dan psikolog saja. Kembali ke rumah, dia adalah seorang ibu dari dua orang anak yang kini sudah sukses dengan kehidupan mereka. Novita sendiri menganggap tiga peran yang dia jalani sama-sama menantang dalam hidupnya. Ketiga peran itu sebenarnya sama-sama berkaitan karena dia harus menghadapi anak-anak.
" Buat aku sama-sama challenging-nya, karena profesi saya sebagai psikolog anak remaja dengan saya sebagai pemilik dari NTO International yang punya sekolah sama aja, jadi sebelas dua belas ya, karena erat banget sih."
Menjalani tiga peran sekaligus dalam kehidupan tentu nggak semudah kedengarannya. Novita sendiri mengaku tentu mengalami beberapa kendala saat harus menjalani ketiga peran tersebut. Namun baginya yang paling penting adalah menentukan skala prioritas dalam hidup.
" Kalau buat saya di dalam hidup yang paling penting prioritas sih. Prioritas apa yang kamu taruh di dalam hidupmu yang menjadi paling utama, satu, dua, tiga misalnya. Karena kalau kita tidak bisa menentukan prioritas semuanya mau dikerjakan tidak ada pendelegasian, semuanya akan berantakan."
Novita mengibaratkan penentuan prioritas hidup seperti saat kita sedang melakukan juggling. Dia mengatakan saat melakukan juggling kita memiliki tiga jenis bola yaitu bola karet, bola kristal atau kaca, dan bola plastik. Semua kembali pada pilihan kita untuk menjaga bola yang mana dalam hidup ini.
" Tinggal kamu mau juggling-nya, mau yang paling dijaga bola yang mana. Yang kita tau kalau kita taruh sebagai bola kristal itu adalah keluarga, atau kamu taruh bola kaca itu adalah pekerjaanmu. Artinya begini pada saat kamu juggling prioritas yang mana yang kamu tangkap duluan. Kalau itu yang kita tau prioritasnya, kalau yang kaca itu keluarga jatoh dan pecah berantakan, nggak bisa lagi menjadi utuh, itu yang kamu paling jaga. Jangan sampai dia jatuh. Jadi fokus matanya tuh ngeliat si bola kristal. Yang lain boleh jatuh, karet misalnya itu pekerjaan. Dan karet kalau jatuh dia membal lagi kok. Nanti kita bisa angkat lagi, plastik juga begitu. Tapi yang paling kita jaga, prioritas hidup kita apa."
Setelah menentukan prioritas, Novita nggak memungkiri kalau 'juggling' yang dia lakukan dalam hidupnya tidaklah mudah. Dia benar-benar berjuang mengatur segalanya bahkan tanpa bantuan dari baby-sitter. Meski merasa lelah namun semua terbayar dengan kesuksesan dari anak-anaknya.
" Dan kalau dikatakan itu ya juggling bener-bener, pontang-panting, jadi supir, ngajar jadi guru, anak di bawa ke mana-mana, dan saya tidak pakai baby-sitter buat ngurusin anak saya. Saya bawa ke mana-mana sambil bekerja. Ya capek tapi kebayar rasa capek itu pada saat melihat anak-anak kalau dipandang dunia itu sukses."
Perjalanan hidup dan nilai-nilai yang diberikan oleh Novita Tandry ini bisa menjadi inspirasi bagi semua wanita di dunia bahwa kita bisa tetap berhasil dalam kehidupan karir tanpa mengorbankan keluarga. Bukan nggak mungkin lagi untuk tetap bisa mewujudkan mimpi tanpa harus meninggalkan keluarga jika kita memiliki keinginan yang kuat.
Sekarang adalah waktu yang tepat bagi kita untuk menorehkan kisah-kisah hebat sebagai ibu dalam hidup kita. Semoga semua mimpi para ibu bisa terwujud ya!