© Smartparents.sg
Fase pendewasaan seorang anak selalu identik dengan perpisahannya dengan orang tua. Berpisah untuk pergi sekolah ke luar kota atau berpisah untuk tinggal di rumah baru saat sudah menikah.
Namun sebelum mencapai tahap tersebutu, anak harus melewati satu tahap lebih dulu, yaitu berpisah dengan orang tua untuk tidur di kamar sendiri.
Tidur di kamar sendiri baik bagi anak untuk melatih kemandiriannya. Dia akan mulai dipaksa untuk bertanggung jawab atas kerapian tempat tidur dan seisi ruangan. Selain itu, dengan memberinya kamar sendiri juga menunjukkan bahwa orang tua menghargai privasi yang mulai muncul pada anak.
Namun, proses pisah ranjang antara anak dan orang tua ini sering nggak berjalan mulus. Biasanya hambatan datang dari anak yang cukup rewel. Memang butuh waktu untuk mengganti kebiasaan tidur dengan ada orang tua yang menemani. Bagaimana caranya?
Kamu bisa mulai dengan menciptakan ruang tidur yang nyaman dan kondusif. Suruh dia memilih warna yang diinginkan untuk cat dinding kamarnya. Libatkan dia dalam tata letak. Dia akan merasakan kepemilikan yang lebih atas ruang tersebut.
Dalam wawancara dengan parents.com Judith Owens, M.D., penulis buku 'Take Charge of Your Child's Sleep' juga menyarankan untuk menjauhkan distraksi dari kamar anak. Distraksi yang dimaksud adalah TV, komputer, atau video game.
" Dua hal tersebut akan membuat anak teralih perhatiannya. Cahaya dari layar bisa memengaruhi alam bawah sadarnya untuk terus terjaga dan nggak kunjung tidur," jelas Owens.
Kamu juga harus ikut terlibat dalam proses ini. Bagaimana caranya?
Owens menyarankanmu untuk terlibat dalam proses belajar tidur sendiri ini dengan cara nggak terlibat terlalu banyak. Lho?
Iya. Jadi, yang dimaksud adalah batasi kehadiranmu di kamar tidur anak. Misal, buat kebijakan seperti meninggalkannya setelah satu bacaan cerita. Biasakan juga untuk nggak menemaninya sampai tertidur sebelum ditinggal. Ini akan menghambat dia untuk terbiasa tidur sendiri.
Anak biasanya sulit untuk tidur sendiri karena muncul banyak ketakutan di kepalanya. Takut ada monster di kolong tempat tidur, takut mimpi buruk, takut ada hantu di lemari.
Tugasmu untuk membuat anak yakin bahwa saat tidur sendiri pun dia akan tetap aman.
" Kamu bisa memberinya benda yang akan menimbulkan rasa nyaman. Bisa selimut, guling, atau boneka hewan. Dia akan merasa aman karena punya teman tanpa kamu harus banyak terlibat di sana," jelas Owens.
Terakhir dan yang nggak kalah penting, kamu bisa memberinya reward atas pencapaian-pencapaian kecilnya saat belajar tidur sendiri.
Reward bisa diberikan bertahap; reward saat melewati malam pertama sendiri, reward saat bisa tidur tanpa harus ditemani dulu, reward saat bisa tidur dengan lampu yang dimatikan, dan lain-lain sesuai kreativitasmu.
" Reward seperti ini menjadi semacam semangat karena akan memancing dia untuk bisa selalu meningkatkan kemandiriannya," pungkas Owens.
Melatih anak tidur sendiri bagi beberapa orang tua akan terasa emosional karena merupakan langkah awal dalam kedewasaan. Namun kamu tetap harus mengajarkannya agar dia bisa tumbuh dengan sewajarnya.
Semoga berhasil!