© Allgifted.com
K-Drama 'Reply 1988' mungkin sudah sangat lama ditayangkan. Namun tak bisa dimungkiri, kisah yang terkandung dalam drama tersebut memang selalu menyentuh dan tak jarang terasa relate dengan kehidupan nyata. Salah satunya adalah penggambaran kisah Deok Seon sebagai anak tengah. Bagaimana Deok Seon kerap merasa dibedakan dari sang kakak Bora dan adik bungsunya No Eul.
Tentu saja orang tua tak berniat untuk memperlakukan anak dengan cara demikian, namun alam bawah sadar lah yang sering mengambil alih cara asuh terhadap si anak kedua. Hal ini yang kemudian memunculkan istilah middle child syndrome, sebuah sindrom yang memengaruhi perilaku si anak tengah.
Apa sih middle child syndrome itu?
Dilansir dari laman Healthline, middle child syndrome merupakan kondisi di mana si anak tengah merasa terabaikan karena urutan kelahirannya. Akibatnya, si anak tengah biasanya akan mengalami perbedaan secara karakter jika dibanding kakak dan adik bungsunya.
Dalam praktiknya di kehidupan nyata, anak kedua memang sering berada di situasi yang canggung. Terlalu muda untuk dianggap sebagai kakak, namun terlalu tua untuk diposisikan sebagai adik. Akhirnya, dalam banyak hal anak tengah lebih sering menjalani hidup dengan berpatok pada dirinya sendiri saja.
Makanya, kalau kita perhatikan pada keluarga yang terdiri dari tiga bersaudara, biasanya si anak tengah akan terlihat paling berbeda baik dari segi kepribadian maupun pemikiran jika dibanding dengan si sulung dan si bungsu.
Secara umum, middle child syndrome adalah hal yang netral. Output dari sindrom ini bisa jadi hal yang positif, namun juga punya potensi untuk menjadi negatif. Oleh karena itu, para orang tua wajib mewasapadai beberapa gejala negatif dari sindrom anak kedua yang terjadi pada anak-anak mereka. Beberapa di antaranya adalah:
Rendah Diri
Seorang anak tengah rawan untuk menjadi sosok yang kurang percaya diri. Hal ini bisa terjadi jika ia merasa tak dapat mengejar titel 'panutan' seperti si kakak sulung, atau tak mendapatkan perhatian sebesar si bungsu. Tekanan-tekanan inilah yang berpotensi menghambat pertumbuhan rasa percaya dirinya.
Efek selanjutnya, si anak tengah sangat rawan untuk menjadi sosok yang mudah iri pada orang lain. Sifat ini akan diawali dengan perasaan iri pada kakak dan adiknya, yang di masa depan bisa saja lebih parah jika orang tua tak lekas mendeteksi untuk kemudian memberi pengertian.
Merasa Terasing
Posisi anak tengah yang serba canggung bisa jadi membuat ia kebingungan dalam bersikap. Perbedaan yang ia miliki jika dibandingkan dengan kakak dan adiknya pun rawan memunculkan perasaan terasing dari keluarga.
Tentu saja, potensi negatif tersebut sangat mungkin untuk dicegah. Pun jika sudah terjadi, orang tua bisa melakukan banyak usaha untuk menanggulanginya. Beberapa cara untuk mencegah hal negatif dari middle child syndrome adalah sebagai berikut:
Segala tips tersebut juga perlu dibarengi dengan pendampingan yang konsisten dari orang tua agar bisa memberikan pengarahan sewaktu-waktu dibutuhkan. Dengan cara itu, semoga para orang tua dengan tiga anak di luar sana bisa menghindarkan si anak tengah dari middle child syndrome.
Jangan sampai ada Deok Seon Deok Seon lain di kehidupan nyata deh pokoknya!