© 2020 Https://www.diadona.id / @ Todayshow
Bagi orang dewasa, pasti sudah sering menjalani hari yang tidak selalu berjalan dengan mulus, alias penuh dengan kegagalan. Berbeda dengan anak, yang terkadang masih merasa tidak terima dan sedih jika ia mengalami kegagalan.
Tapi, pada dasarnya hidup memang tidak seperti apa yang kita harapkan. Kadang diatas, kadang dibawah. Kadang kita berhasil mencapai suatu pencapaian, kadang juga kita gagal. Namun, tak masalah, kalau memang tiba saatnya untuk kalah dan gagal, ya terima saja, justru dengan itulah yang membuat kita berkembang. Dilansir dari mommiesdaily (3/1), rasa menerima atas kegagalan itulah yang harus ditamankan pada anak sejak dini. Saat anak mengalami suatu kegagalan, sejatinya dia belajar akan hal-hal berharga berikut ini.
Kegagalan membuat anak terpacu untuk berusaha lebih giat akan suatu saat ia tidak akan gagal lagi. Semakin sering anak mencoba, berlatih, dan berusaha, maka akan semakin meningkat pula perkembangannya.
Kegagalan mengajarkan anak untuk menjadi problem solver atau mencari jalan keluar yang efektif atas kegagalannya. Misalnya, ketika hasil ujiannya jauh di bawah ekspektasi, maka ia harus mencari tahu dulu letak kesalahannya, lalu berusaha untuk memperbaiki di kesempatan berikutnya.
Kegagalan pada anak mengajarkan ia untuk menjadi lebih baik dan tidak melakukan kesalahan di lain kesempatan. Seperti kata pepatah 'kegagalan adalah awal dari kesuksesan'.
Biarkan kegagalan menjadi pengalaman yang tidak pernah terlupakan oleh anak. Namun, jika anak tidak pernah merasakan kegagalan, maka ibarat ia belum merasakan pahitnya hidup.
Anak yang sering mengalami kegagalan akan menjadi anak yang kuat dan tahan banting. Mungkin awalnya akan terasa sakit dan pilu, namun lama kelamaan mereka akan terbiasa dengan sendirinya.
Ketekunan adalah kunci agar tidak mengulangi kegagalan yang sama. Jika anak mengalami kegagalan, maka ia butuh ketekunan yang mendalam untuk berlatih dan berusaha sampai tidak terjadi lagi kegagalan.
Ternyata kegagalan dapat membentuk karakter anak tentunya menjadi lebih kuat dan bertanggung jawab. Orang tua tidak harus selalu 'pasang badan' untuk anak. Selama ia bisa mengatasinya sendiri, cukup pantau dari jauh saja.
Saat gagal, pasti siapapun akan memutar otaknya dan berpikir bagaimana caranya agar tidak gagal dikemudian hari. Begitu pula dengan anak. Saat gagal, disitulah kesempatannya untuk berpikir tentang dimana letak kesalahannya dan berusaha untuk tidak gagal lagi.
Itulah tadi beberapa manfaat yang didapatkan pada saat anak mendapatkan kegagalan. Oleh karena itu, orang tua tidak perlu khawatir lagi. Semoga informasi ini dapat membantu, ya.