© Shutterstock.com
Membuat anak disiplin memang tidak mudah, terlebih lagi mengajarkan mereka rasa hormat kepada Moms, Deddy, dan orang tua di sekitarnya.
Alih-alih dengan cara yang lembut, bagaimana sih cara Moms mendisiplinkan anak-anak? Apakah dengan membentak, memukul, atau dengan cara kasar lainnya seperti memberikan hukuman dalam bentuk fisik?
Bukannya mendidik anak, mendisplinkan anak-anak dengan cara kasar seperti itu justru akan membuat mereka menerima konsekuensi negative, kehilangan rasa hormat, hingga menghalangi perilaku baik anak di masa depan lho, Moms.
Lantas bagaimana sih cara yang tepat untuk mendidik anak tanpa kekerasan dan tetap bisa bersikap lembut kepada mereka?
Dilansir dari laman verywellfamily.com, berikut adalah beberapat tips yang bisa Moms gunakan untuk mendisplinkan anak-anak dengan cara lembut. Apa saja?
Memukul anak untuk mendisiplinkan mereka justru akan menimbulkan beragam pesan yang diterima oleh si kecil. Mungkin anak akan bertanya, “ kenapa Moms boleh memukul mereka tapi dia tidak boleh melakukannya terhadap saudaranya?’
Manajemen waktu yang baik akan mengajarkan anak-anak untuk tentang bagaimana caranya agar mereka bisa menenangkan diri. Saat emosi mulai memuncak, anak-anak bisa mengeluarkan dirinya dari situasi buruk, mengekspresikan emosinya, dan membuat pilihan yang tepat di masa depan.
Pengabaian yang Moms lakukan secara selektif sebenarnya bisa menjadi cara yang lebih efektif dibandingkan dengan memukul si kecil.
Moms bisa memberikan sanksi jika anak-anak melakukan kesalahan besar hingga berperilaku yang tidak pantas. Sebaliknya, Moms bisa mengabaikan perilaku kecil anak-anak seperti saat mereka mencari perhatian.
Mendisiplinkan anak-anak tidak melulu harus menggunakan cara yang keras. Memukul si kecil karena mereka marah tidak akan mengajari mereka cara menenangkan diri saat mereka marah lagi.
Anak-anak justru akan mendapat manfaat dari belajar bagaimana memecahkan masalah, mengelola emosi dan kompromi mereka. Ketika orang tua mengajarkan keterampilan ini, itu dapat sangat mengurangi masalah perilaku. Gunakan disiplin yang ditujukan untuk mengajar, bukan menghukum.
Konsekuensi logis adalah cara yang bagus untuk membantu anak-anak yang berjuang dengan masalah perilaku tertentu. Konsekuensi logis secara khusus terkait dengan perilaku buruk.
Misalnya jika si kecil tidak makan malam, jangan biarkan mereka makan camilan sebelum tidur. Atau jika mereka menolak untuk mengambil truk mereka, jangan biarkan mereka bermain dengan mereka selama sisa hari itu. Menghubungkan konsekuensi langsung ke masalah perilaku membantu anak-anak melihat bahwa pilihan mereka memiliki konsekuensi langsung.
Konsekuensi alami memungkinkan anak-anak untuk belajar dari kesalahan mereka sendiri. Misalnya, jika anak Anda mengatakan mereka tidak akan memakai jaket, biarkan mereka keluar dan kedinginan asalkan aman untuk melakukannya.
Gunakan konsekuensi alami ketika Moms berpikir jika si kecil akan belajar dari kesalahan mereka sendiri. Pantau situasinya untuk memastikan bahwa anak Anda tidak akan mengalami bahaya nyata.
Alih-alih memukul anak karena mereka telah berperilaku buruk, Moms bisa memberi dia hadiah untuk perilaku baik di kemudian hari. Misalnya, jika si kecil sering bertengkar dengan saudara kandungnya, buatlah sistem penghargaan untuk memotivasi mereka agar bisa bergaul dengan lebih baik lho, Moms.
Memberikan insentif untuk berperilaku dapat mengubah perilaku buruk dengan cepat. Hadiah membantu anak-anak untuk fokus pada apa yang perlu mereka lakukan untuk mendapatkan hak istimewa, daripada menekankan perilaku buruk yang seharusnya mereka hindari.
Cegah masalah perilaku dengan menangkap anak-anak menjadi baik. Misalnya, ketika mereka bermain baik dengan saudara mereka, tunjukkan. Moms bisa mengatakan, ‘Kamu melakukan pekerjaan yang baik, berbagi dan bergiliran hari ini.’
Ketika ada beberapa anak di dalam ruangan, berikan perhatian dan pujian yang besar kepada anak-anak yang mengikuti aturan dan berperilaku baik. Kemudian, ketika anak lain mulai berperilaku, beri mereka pujian dan perhatian juga.