© Https://www.instagram.com/true_beautyworld/
Membesarkan anak remaja memang bukan hal yang mudah bahkan mungkin cukup merepotkan. Terkadang mereka lebih ceroboh daripada yang dibayangkan bahkan tak jarang berbuat kesalahan yang berulang.
Pada masa puber ini, pertumbuhan anak memang terjadi dengan begitu cepat. Otak pun juga berusaha mengikuti pertumbuhannya yang sangat cepat tersebut. Sayangnya, salah satu efek yang bisa terjadi yaitu anak jadi lebih ceroboh.
Dilansir dari laman haibunda.com, saat anak berumur 6 tahun, otaknya sudah mencapai 90 persen dari ukuran penuh ketika dewasa. Selama masa remaja ini, otak pun mengalami tranformasi yang paling dramatis dan bisa berpengaruh pada perilaku serta pikiran anak.
Dr. Karen Rayne menjelaskan dalam bukunya yang bertajuk Help Your Kids With Adolescence bahwa area yang terlibat ini lebih terkait pada fungsi yang mendasar misalnya memproses input sensorik, matang terlebih dulu. Kemudian, area yang bertanggung jawab pada pemikiran yang lebih kompleks akan berkembang nanti.
Anak remaja pun biasanya lebih suka mencari kesenangan dan ingin mencoba hal-hal baru yang terlihat keren. Mereka suka bertindak impulsif dan cenderung ceroboh. Hal ini salah satu penyebabnya yaitu karena otak remaja matang dari belakang ke depan dengan korteks prefrontal yang mengendalikan impuls disertai pematangan rasional terakhir.
Mereka juga lebih mementingkan hal yang dilakukan itu seru atau tidak, tanpa memikirkan akibat dari hal tersebut. Akibatnya orang tua pun jadi khawatir karena hal dilakukan anak remaja ini memang terkesan ceroboh. Oleh sebab itu, bila ibu memang memilih untuk memberikan anak remaja kebebasan tetap awasi dia dalam batas tertentu.