© Shutterstock
Kalau ada dinding polos, spidol, crayon, atau pensil warna, sudah dipastikan dinding tersebut nggak bisa terselamatkan lagi. Gimana nggak, anak-anak pasti bakal langsung mencoret dinding tersebut sesuai maunya sendiri.
Daripada membuat karya 'masterpiece'-nya di buku gambar atau kertas, anak umur 2-4 tahun memang lebih suka menggambar di dinding. Tapi kenapa ya?
Psikolog dari Aminfainstitute, Tubagus Amin Fa, SPsi, CTL, CH, CHt, Cl, menjelaskan bahwa waktu anak menggambar di dinding yang luas, maka mereka juga ikut 'masuk' atau terlibat dalam cerita yang digambarnya. Rasa ini nggak bisa mereka dapatkan di media lain seperti kertas dan buku gambar.
Beda halnya dengan pendapat Becky Bailey, PhD, penulis buku There's Gotta Be a Better Way. Anak cenderung lebih mudah menggambar dengan merentangkan tangan di depannya (dinding) ketimbang di bawahnya (buku gambar/kertas).
" Menggambar di dinding memberi posisi yang lebih nyaman, karena memungkinkan kontrol tangan dan mata yang lebih baik," jelasnya.
Nah, jadi nggak heran ya kalau anak suka nyorat-nyoret dinding. Biar dinding nggak kotor, orangtua bisa menyiasatinya dengan melapisi dinding dengan kertas khusus biar anak bebas menggambar sepuasnya.
Mulai sekarang, jangan marahin anak kalo suka menggambar dinding lagi, ya. Siapa tau ntar besarnya bakal jadi seniman hehehe :)