Mitos Ibu Tiri Selalu Jahat Harus Segera Diakhiri

Reporter : Audila Rima Ndani
Sabtu, 26 Juni 2021 08:37
Mitos Ibu Tiri Selalu Jahat Harus Segera Diakhiri
Anggapan ibu tiri jahat sudah sangat kuno.

Menikah dengan pasangan yang sebelumnya telah memiliki anak membuat beberapa di antara kita mendapatkan peran sebagai orang tua tiri bagi anak. Nggak bisa dipungkiri kalau hingga saat ini ibu tiri masih selalu digambarkan sebagai sosok yang jahat pada anak sambung mereka.

Pandangan tentang ibu tiri sudah terlanjur buruk karena dibentuk oleh cerita yang tersebar di tengah masyarakat. Cerita yang terus diulang dan disebarkan membuat banyak orang mulai percaya dengan hal itu.

Padahal kenyataannya tentu berbeda. Ibu tiri justru bisa hadir dan mengisi peran ibu dalam kehidupan anak.

1 dari 4 halaman

Ilustrasi Ibu dan Anak

Dilansir dari Studyfinds.org, anak-anak diperkenalkan dengan gagasan tentang ibu tiri yang jahat dari beberapa dongeng terkenal. Beberapa dongeng itu mungkin nggak asing lagi di telinga kita seperti Hansel dan Gretel, Cinderella, dan Putri Salju.

Dr. Ryan Schacht, antropolog dari University of East Carolina, menjelaskan bahwa gagasan tentang orang tua tiri, terutama ibu tiri, sebagai orang yang melakukan kejahatan tampaknya sudah menjadi cerita yang kuno. Memang nggak bisa disangkal jika beberapa anak tiri mungkin mendapatkan tekanan bersama dengan orang tua tiri mereka.

2 dari 4 halaman

ilustrasi ibu dan anak

Namun Schacht mengungkapkan jika benar orang tua tiri menjadi sumber negatif bagi anak, maka perlu ada perbandingan lingkungan dan pengalaman yang serupa untuk mengetahuinya. Nyatanya banyak orang tua tiri yang berhasil mengasuh anak tiri mereka dan membantu mencapai stabilitas dalam rumah tangga.

Menurut statistik 2018 dari Biro Sensus Amerika Serikat, hampir 3,9 juta anak tinggal di rumah dengan orang tua tiri mereka. Penelitian yang dilakukan Schacht nggak menemukan ada perbedaan di antara anak tiri dan anak yang kehilangan orang tua.

3 dari 4 halaman

ilustrasi ibu dan anak

Penelitian ini didasarkan pada anak tiri yang orang tuanya menikah lagi setelah kematian pasangannya dan mereka yang orang tuanya nggak menikah lagi. Ditemukan kematian orang tua memiliki efek negatif pada anak di bawah 18 tahun, terutama untuk bayi yang kehilangan ibu.

Anak-anak yang orang tuanya menikah lagi nggak mengalami tingkat kematian yang lebih besar daripada mereka yang orang tuanya tetap lajang. Anak tiri justru menerima efek perlindungan saat saudara tiri diperkenalkan ke keluarga baru mereka.

4 dari 4 halaman

ilustrasi ibu dan anak remaja

Schacht menyampaikan bahwa indikator dalam keluarga yang sukses adalah stabilitas rumah tangga, hubungan, dan ekonomi. Hal ini bisa dicapai oleh orang tua tiri yang berusaha mewujudkan hal tersebut dengan mendidik dan mengasuh anak tiri mereka seperti anak sendiri.

Orang tua tiri tentu nggak akan berhasil mewujudkan hal itu jika mereka menggunakan pendekatan antagonis. Jadi mitos ibu tiri jahat tampaknya memang harus diakhiri karena ibu tiri juga punya kesempatan untuk membangun keluarga yang sukses.

Semoga informasi ini bisa bermanfaat ya!

 

Beri Komentar