© Https://www.shutterstock.com/id/g/Torgado
Sunat bagi sebagian anak-anak laki-laki menjadi hal yang menakutkan bahkan meninggalkan trauma yang mendalam.
Mengapa demikian?
Jadi begini Moms, karena tidak sedikit anak laki-laki yang merasa trauma bahkan takut saat disunat itu karena persepsi disunat yang menyakitkan loh. Bukan karena rasa sakit yang dirasakan setelah sunat.
Jika begini, apakah ada yang bisa dilakukan Moms dan Daddy untuk meminimalkan ketakutan yang bisa berujung trauma pada si kecil?
Dikutip dari laman Liputan6.com, seorang ahli psikolog memberikan tips pada orang tua agar tidak menukan hal-hal yang justru membuat anak-anak merasa takut dan trauma.
" Persiapkan anak. Ingat rasa sakit dipengaruhi persepsi. Jadi, kalau mau membantu anak, usahakan agar dia tidak menambah persepsi negatifnya," ungkap seorang psikologi anak, Firesta Farizal MPsi.
Nggak cuma itu Moms, psikolog anak tersebut juga mengingatkan agar tidak menambah persepsi negatif anak soal sunat yang menimbulkan rasa sakit.
Pastikan jangan membohongi anak soal sunat karena faktor psikologis yang terlibat bisa memperparah rasa sakit dan itulah yang akan memunculkan trauma pada si kecil loh. Jadi, Moms perlu membantu anak agar faktor psikologis dan persepsi negatif ini tak semakin parah.
" Anak jangan dibohongi. Orang tua harus menjadi figur yang harus dipercaya oleh anak. Kalau terus berlanjut dibohongi, anak bisa berkembang menjadi mudah cemas, takut, gangguan kecemasan, anak tidak lagi percaya dengan orangtua, menarik diri," lanjut Firesta.
Untuk membantu anak-anak agar tidak takut sunat, Moms sebaiknya memberi penjelasan pada si kecil secara baik-baik. Pastikan Moms atau Daddy tidak mengancam atau membohongi anak ya.
Selanjutnya, Moms juga harus mengajari mereka tentang menerima apa yang anak rasakan misalnya dengan kata-kata, " Memang sakit, sabar ya" .
Lalu yang tak kalah penting memberikan dukungan dan pujian atas keberanian anak. " Hal ini dilakukan supaya rasa nyeri tidak memunculkan dampak terlalu negatif pada anak," kata Firesta.