© Shutterstock
Sehabis menikah kadang wanita bingung memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga atau ibu yang bekerja. Seringkali pilihan menjadi ibu rumah tangga dikaitkan dengan bentuk pengorbanan wanita demi keluarganya.
Namun, beda jaman beda pula pemikiran tiap orang. Tren ibu rumah tangga yang dulu sempat booming pada tahun 1950-an, kini mulai kembali terulang. Ibu-ibu khususnya di negara bagian barat menganggap, menjadi ibu rumah tangga adalah hal yang istemewa.
Melansir ABC, salah seorang ibu rumah tangga di Amerika Serikat, bernama Danielle mengatakan bahwa menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah kebebasan pilihan dari seorang wanita.
" Ibu rumah tangga tradisional di abad ke-21 bukan contoh penindasan, melainkan contoh pembebasan," katanya.
" Ibu rumah tangga tradisional modern adalah contoh utama dari otonomi perempuan. Dia tidak dipaksa tinggal di rumah bersama anak-anak; tetapi pada saat yang sama dia juga tidak dipaksa bekerja di luar rumah. Dia membuat pilihan," lanjutnya.
Mungkin banyak pula yang menganggap ibu rumah tangga lebih enak dan santai daripada ibu yang bekerja. Padahal menurut Psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi, Tiara Puspita M.Psi, ibu rumah tangga sama stresnya dengan ibu bekerja.
Pasalnya, ibu rumah tangga selalu di rumah hampir 24 jam, ngurusin anak dan urusan rumah lainnya. Akhirnya, ibu rumah tangga sering merasa stres karena kesepian. Hal ini juga disebabkan karena jarangnya berkomunikasi dan berinteraksi sama teman-temannya.
Nah, untuk kamu yang ingin akan segera memiliki keluarga, alangkah baiknya untuk mempertimbangkan dengan matang keputusan apakah akan menjadi wanita karir ataupun ibu rumah tangga. Jangan lupa juga minta pertimbangan dari orang-orang sekitar, ya. Good luck :)