© Facebook.com/Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI
Wabah corona masih menjadi masalah terbesar di Indonesia. Hingga saat ini kita masih harus hidup di masa pandemi dan tetap melakukan physical distancing.
Hal ini juga membuat kegiatan sekolah tatap muka menjadi sulit untuk dilakukan. Salah satu solusi yang diterapkan hingga kini adalah melakukan pembelajaran daring agar anak tetap bisa mendapatkan pendidikan.
Namun semua perubahan tentu memiliki dampak masing-masing. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Makarim, mengungkapkan dampak buruk dari pembelajaran daring.
Dilansir dari Dream.co.id, pemerintah memutuskan untuk kembali membuka pembelajaran tatap muka (PTM) dengan syarat. Nadiem mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia sudah tertinggal dari 85 persen negara di Asia Timur dan Asia Pasifik.
" Dan berbagai macam pihak, pakar-pakar dunia, seperti Bank Dunia, WHO, Unicef, semuanya sepakat bahwa penutupan sekolah ini bisa menghilangkan pendapatan hidup satu generasi. Loss of learning, ini real dan ini risiko yang bisa dampaknya permanen," ungkap Nadiem dalam konferensi pers Selasa, 30 Maret 2021.
Sekolah secara daring memberikan dampak negatif pada kesehatan, perkembangan dan mental anak usia pelajar. Selain itu, mulai muncul tren anak putus sekolah saat ini.
" Kita melihat tren yang sangat mengkhawatirkan. Tren anak-anak yang putus sekolah. kita melihat penurunan capaian pembelajaran. Apa lagi di daerah-daerah di mana akses dan kualitas itu tidak tercapai. Jadinya kesenjangan ekonomi bisa menjadi lebih besar," kata Nadiem.
Nggak hanya itu saja, lebih lanjut Nadiem menjelaskan tentang kekerasan domestik yang terjadi akibat dari pembelajaran daring. Kesehatan mental dan emosional anak menjadi sangat rentan.
" Jadi kita harus mengambil tindakan yang tegas untuk menghindari agar ini tidak menjadi dampak yang permanen dan satu generasi menjadi terbelakang atau tertahan perkembangannya dan kesehatan mentalnya," ucap Nadiem.
Nadiem menargetkan akan membuka sekolah kembali pada Juli 2021. Pembukaan sekolah harus mendapatkan pengawasan dari pihak-pihak terkait. Dia juga menegaskan bahwa jika ada kasus positif COVID-19 di sekolah, maka sekolah wajib kembali tutup.
" Target kami hingga akhir Juni, vaksinasi Covid-19 bagi lima juta pendidik dan tenaga pendidik selesai sehingga pada tahun ajaran baru 2021/2022 atau pada minggu kedua dan ketiga Juli pembelajaran dapat dilakukan secara tatap muka," tutur Nadiem.
Gimana menurut kamu, Moms?