© Verywellfamily
Bisa menyusui anak menjadi kebangaan tersendiri bagi seorang ibu. Dengan menyusui, bayi akan mendapat asupan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya. Selain itu, momen menyusui biasanya juga dimanfaatkan untuk membangun bonding antara ibu dan anak.
Tapi, tahu nggak sih, menyusui nggak cuma berpengaruh untuk bayi, namun juga untuk ibu. Hormon yang dihasilkan ibu waktu menyusui memengaruhi bagian otak. Apa saja perubahan otak yang terjadi pada ibu menyusui? Simak terus, ya!
Pilyoung Kim, seorang peneliti, mengemukakan bahwa ibu menyusui bakal lebih sensitif terhadap suara tangisan bayi dibandingkan ibu yang nggak menyusui.
Saat menyusui, ibu menghasilkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin membuat peningkatan ingatan untuk hal berbau sosial positif, khususnya ekspresi wajah bahagia.
Gabungan antara hormon oksitosin dan dopamin berfungsi untuk mematikan emosi negatif. Dengan kata lain hormon ini menyalakan perasaan gembira dan senang.
Prolaktin atau hormon pengasuhan adalah hormon yang dihasilkan ibu saat menyusui. Ahli neurobiologi dari Jerman Inga Neumann menemukan bahwa hormon ini membuat ibu berani mempertaruhkan nyawa untuk melindungi anaknya.
Studi tahun 2005 dalam Journal of Neuroscience, memaparkan, oksitosin bisa mengurangi rasa takut dan cemas dengan mengurangi aktivasi amigdala (bagian otak yang bertanggung jawab untuk respons terhadap rasa takut).
Tim peneliti yang dipimpin profesor di Cornell University, Margaret Altemus, menemukan bahwa ibu menyusui melepaskan setengah dari hormon stres, daripada ibu yang tidak menyusui. Dengan kata lain, menyusui dapat mengurangi stres.
Ternyata manfaatnya banyak banget, ya. Jadi jangan pernah ragu untuk menyusui sang buah hati, mom.