© Hackensackmeridianhealth.org
Istilah temperamen identik dengan emosi yang meledak-ledak karena amarah. Pada anak, label temperamental melekat pada mereka yang suka menjerit saat nggak mau makan, marah saat diminta berbagi mainan, atau yang nggak terima kalau kalah di dalam game.
Ternyata, pengertian itu nggak sepenuhnya tepat. temperamen pada anak ternyata nggak melulu terkait dengan emosinya, lho.
Temperamen pada anak memiliki pengertian sebagai respon emosional anak terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, faktor eksternal pun sangat berpengaruh pada tingkat temperamen seorang anak.
Dikutip dari parentingfrombarin.com, ahli psikologi Alexander Thomas dan psikiater anak Stella Chess mengklasifikasikan tiga jenis dasar temperamen pada anak.
Anak dengan tipe ini cenderung memiliki pola makan dan tidur yang teratur. Suasana hatinya pun lebih positif. Anak dengan jenis temperamen ini memiliki sifat yang lebih tenang.
Anak dengan tipikal ini lebih mudah untuk diasuh dan dibesarkan. Kemampuan adaptasinya tinggi dan lebih bodo amat terhadap sekeliling. Meski begitu, mereka kadang kurang peka terhadap perubahan yang terjadi di sekitar. Misal, saat bertemu orang baru, anak jenis easy child akan dengan mudah menyapa atau bahkan bermain bersama tanpa ada keraguan. Menjadi tugas orang tua lah untuk menjadi filter bagi setiap tindakan yang dilakukan oleh anak jenis ini.
Baru disuapi sedikit sudah nangis karena kenyang. Makanannya ditaruh, eh bilang kalo lapar. Waktu disuapi lagi, nggak mau karena makanan sudah dingin. Inilah salah satu perilaku yang menunjukkan anak tergolong sebagai difficult child.
Anak dengan jenis ini memiliki emosi negatif yang lebih dominan. Mereka tergolong sulit ditenangkan saat suasana hatinya sedang kurang baik. Ciri yang paling terlihat dari anak jenis ini adalah mudah sekali takut dan sering menangis saat merasa tidak nyaman. Orang tua harus ekstra sabar menghadapinya. Jadilah jembatan yang menghubungkannya dengan banyak hal di sekeliling agar dia bisa merasa nyaman.
Meski nggak sebesar difficult child, namun anak jenis ini juga punya suasana hati yang agak negatif. Sesuai namanya, anak jenis ini cenderung lambat dalam beraktivitas yang berpengaruh pada pola makan dan tidur. Salah satu alasannya adalah karena dia akan cenderung menghindari hal-hal baru yang ada di lingkungan sekitarnya. Orang tua bisa membantu anak jenis ini lebih mengenal banyak hal untuk mempercepat proses aktivitasnya.
Itulah tiga jenis temperamen pada anak. Dengan mengenalinya, orang tua jadi bisa memilih bagaimana cara penanganannya.
Pada intinya, apapun jenis temperamennya, orang tua tetap punya tugas besar untuk menjaganya tetap aman dan nyaman.
Jadi, kalau ke depannya anak terlihat temperamental, sudah tau kan harus ngapain?