© Shutterstock
Penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS tentunya meresahkan setiap orang, nggak terkecuali orangtua terhadap anaknya. Orang tua pastinya nggak mau dong kalau penyakit itu menyerang buah hati yang sangat dicintai.
Nggak jarang orang tua justru memberikan batas ruang gerak kepada anak. Padahal seorang anak, khususnya di usia remaja mendekati dewasa perlu bekal mengenai pendidikan seksual termasuk tentang HIV/AIDS.
Orang tua di Indonesia merasa risih waktu mendapat pertanyaan seputar seks yang dilontarkan anak. Hal ini membuat anak jadi nggak mendapatkan informasi secara gamblang seputar seks. Sebagai contoh, anak nggak tahu bagian tubuh mana yang merupakan privasi. Akibatnya terburuknya adalah anak rentan terkena HIV/AIDS.
Alangkah baiknya, sejak usia dini, anak sudah diberikan informasi seputar pendidikan seksual sesuai dengan realita dan fakta yang ada. Edukasi seks ini bisa disampaikan oleh orang tua, pihak sekolah, maupun tenaga profesional.
Akademi Dokter Anak Amerika (American Academy of Pediatrics/AAP) menjelaskan, pendidikan seks yang dapat diinformasikan antara lain, anatomi seksual, organ reproduksi, penyakit seksual menular (HIV/AIDS), aktivitas seksual, orientasi seksual, identitas gender, kontrasepsi, pantangan, serta hak dan kewajiban reproduksi.
Pendidikan seks ini bertujuan untuk mencegah aktifitas seksual yang nggak diinginkan pada anak yang bisa menyebabkan kehamilan ataupun penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS.
Pola pikir orang tua tentang pendidikan seks yang dianggap tabu harus segera dihilangkan. Jangan memarahi ataupun menghindar waktu anak bertanya tenang seks, ya. Stay safe dan stop penularan HIV/AIDS dengan pendidikan seksual yang tepat! :)