© Instagram / Ramadhaniabakrie
Melihat anak tumbuh setiap harinya tentu membuat orang tua merasa bahagia. Bahkan banyak orang tua yang merasa bahwa anak mereka tumbuh begitu cepat dan akan segera memasuki masa remaja.
Fase remaja nggak hanya sebuah tantangan baru bagi anak, tapi juga bagi orang tua. Anak akan mulai mencari jati diri dengan mencoba banyak hal baru di masa ini.
Makanya kebanyakan orang tua menjadi khawatir saat anaknya mulai beranjak remaja. Apalagi kalau tiba-tiba anaknya merasakan jatuh cinta dengan teman sebayanya.
Hal itu juga yang dipikirkan oleh Nia Ramadhani. Kini putri pertamanya, Mikhayla, telah berusia 8 tahun. Nia mengaku bahwa dirinya bahkan nggak siap membayangkan putrinya akan punya pacar di masa depan.
Dalam video yang diunggah di channel youtube The Hermansyah A6, Nia yang sedang ngobrol dengan Ashanty banyak menceritakan pengalaman menghadapi anaknya. Saat membahas soal pacaran, Nia mengaku nggak siap jika suatu hari anaknya akan mengalaminya.
Saat melihat anak teman-temannya, Nia mulai memikirkan bagaimana jika Mikhayla suatu hari akan pacaran. Membayangkan hal itu saja Nia merasa takut sendiri.
" Nggak bisa gue ngeliatnya kayak ini anaknya temen gue gitu. Gak bisa nih kalo pacaran nggak berani, nggak bisa, takut," kata Nia.
" Ada yang nggak siap anaknya mulai pacaran aduh," ujar Ashanty.
Ketakutan Nia Ramadhani tentu sangat wajar dan mungkin dirasakan oleh banyak orang tua lainnya. Tapi meski takut, jangan sampai kita justru melarang-larang anak dan terlalu protektif pada mereka.
Dilansir dari Parent Map, saat mengingat masa kecil kita, mungkin saat itu bahkan kita sudah bisa mengartikan apa yang disebut dengan cinta dan pacaran di usia yang sangat muda. Perlu kita sadari bahwa anak juga mengalami hal yang sama lho, Moms!
Menurut seorang ahli seksualitas, Amy Johnson, saat anak meminta izin untuk berpacaran seharusnya orang tua perlu mencari tahu alasan mereka. Saat kita bertanya pada 50 anak tentang apa arti pacaran menurut mereka, tentu kita akan mendapat 50 jawaban yang berbeda-beda.
Untuk itu di sini peran kita sebagai orang tua dibutuhkan. Tanyakan pada anak apa yang mereka maksud dengan pacaran dan apa yang membuat mereka ingin melakukannya.
Sebuah obrolan tentang cinta bisa membantu orang tua memahami apa yang sebenarnya dipikirkan oleh anak. Selain itu kita juga bisa tahu apa yang mereka inginkan saat memutuskan untuk pacaran.
Memulai obrolan seperti ini secara terbuka sejak awal bisa membuat pembicaraan kita dengan anak berkembang menjadi diskusi kritis. Selanjutnya saat mereka mulai lebih dewasa, kita akan lebih santai membahas tentang hal-hal yang lebih intim berkaitan dengan perkembangan mereka.
Selain itu tentu akan lebih baik jika anak mengetahui hal-hal tentang cinta secara langsung dari kita sebagai orangtuanya. Jangan sampai anak mendapatkan pengetahuan itu dari sumber lain yang nggak terpercaya dan bisa menyesatkan pemikiran mereka.
Lagian seru juga kok menceritakan pengalaman cinta kita dengan anak. Hal itu bisa membuat hubungan semakin terbuka dan lebih dekat dengan anak.
Semoga informasi ini bisa membantu ya!