©shutterstock.com/noprati Somchit
Puasa Syawal merupakan puasa yang dilakukan di bulan syawal. Mengapa puasa kali ini sangat istimewa? Karena banyak keutamaan yang akan didapat bagi yang melaksanakannya.
Puasa syawal dilakukan selama enam hari di bulan Syawal. Haruskah berurutan? Haruskah pada waktu tertentu? Bagimana niatnya?
Lebih lanjut, baca terus ulasan Diadona berikut yang dilansir dari berbagai sumer, yuk!
Puasa Syawal memiliki hukum sunnah apabila dikerjakan. Lalu, bagaimana niatnya?
Alih aksara : Nawaitu shauma ghadin an ada i sunnatis Syawwaali lillaahi ta‘ala
Alih bahasa : Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Lalu, gimana kalau seseorang mendadak ingin melakukan puasa sunnah?
Nggak kayak puasa wajib, di mana niat dilakukan ada malam hari sebelum puasa, maka niat untuk puasa Syawal ini boleh dilaukan pada pagi harinya. Tentu saja sepanjang dia belum makan, minum, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak subuh.
Begini niatnya:
Alih aksara:
Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an adai sunnatis Syawwali lillâhi ta‘ala
Alih bahasa:
Artinya, “ Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.
Sesuai dengan namanya, puasa syawal dilakukan pada bulan Syawal, yaitu bulan setelah Ramadhan. Lalu, gimana ketentuan waktu pelaksanannya?
Secara ideal, puasa syawal dilakukan selama enam hari berturut-turut dimulai pada tanggal 2 syawal. Artinya, puasa dilakukan selama tanggal 2-7 Syawal.
Tapi, nggak harus selalu di waktu tersebut kok. Apalagi kalau masih dalam fase lebaran di mana kita biasanya datang ke saudara an makan-makan, berpuasa di tanggal tersebut mungkin akan terasa berat.
Bagaimana kalau dilakukan di waktu yang lain selama masih dalam bulan Syawal? Tentu diperbolehkan, bahkan masih mendapatkan keutamaan puasa Syawal. Hanya saja, mengerjakan puasa di awal bulan Syawal menunjukkan i'tikad baik dalam menyegerakan kebaikan.
Puasa syawal memang sebaiknya dilakukan berurutan selama 6 hari. Dengan catatan kalau dilakukan pada hari Jum'at, maka juga harus diiringi dengan puasa di hari Kamis dan Sabtunya.
Tapi kalaupun nggak bisa berurutan juga nggak apa-apa kok, tetap mendapqtkan keutamaan puasa Syawal yait seperti puasa selama satu tahun penuh.
Allah SWT meletakkan keutamaan yang sangat tinggi pada puasa Syawal. Apa saja?
Dilansir dari NU online, berikut keterangan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihayatuz Zain
Berdasarkan hadits, ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengiringinya dengan enam hari puasa di bulan Syawal, ia seakan puasa setahun penuh'.
Hadist lain menyebut kalau puasa selama satu bulan selama Ramadhan setera dengan puasa selama sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan puasa selam dua bulan. Bila digabung natar keduanya, maka sama dengan puasa selama satu tahun penuh.
Dilansir dari liputan6.com, puasa syawal dan puasa Sya'ban layaknya salah rawatib qibliyah dan ba'diyah. Artinya, amalan sunnah tersebut bakalan menyempurnakan kekurangan pada ibadah wajib.
Jadi, siap atahu ada puasa wajib di bulan Ramadhan kemarin yang kurang, maka bisa disempurnakan dnegan puasa di bulan Syawal ini.
Disebutkan, kalau Allah SWT menerima amalan seseorang maka Dia akan menunjuki pada amalan yang selanjutnya.
Aerinya, kalau Allah SWT menrima amalan puasa di bulan Ramadhan, maka Dia akan menunjuki amalan selanjutnya, salah satunya puasa Syawal.
Disebutkan, orang yang melakukan puasa pada bulan Syawal maka akan mendapatkan pertolongan dari Rasulullah SWAW. Karena, orang yang berpuasa Syawal sudah menghidupkan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Puasa Ramdahan yang bolong wajib dibayar dengan mengganti di hari yang lainnya. Lalu, mana nih yang harus didahulukan natara membayar hutang, atau boleh puasaya syawal terlebih dahulu?
Nah, untuk hal tersebut terdapat perbedaan pendapat pada ulama.
Dilansir dari NU Online, lebih baik seseorang membayar lebih dahulu hutang puasa Ramadhannya, lalu dilanjutkan dengan puasa Syawal.
Kalaupun nggak melanjutkan pembayaran hutang puasa Ramadhan dengan puasa Syawal, maka seseorang tersebut tetap dinilai mengamalkan puasa sunnah tersebut meskipun nggak mendapatkan ganjaran seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW.
Untuk sesoerang yang nggak melaksanakan puasa Ramadhan tanpa alasan tertentu, maka diharamkan untuk melakukan puasa sunnah Syawal, dan wajib dengan segera mengqada puasanya wajibnya.
Lalu, untuk yang tidak berpuasa karena uzur tertentu, makruh hukumnya mengamalkan puasa sunnah Syawal.
Namun, mahzab Al-Hanafiyah mengungkapkan diperbolehkan bagi seseorang yang masih punya hutang puasa Ramdhan untuk melakukan puasa sunnah, termasuk yaitu puasa Syawal. Hal ini berdasarkan bahwa kewajiban puasa qadha itu bersifat tarakhi, yaitu boleh ditunda sampai menjelang masuknya bulan Ramadhan berikutnya.
Artinya, nggak apa-apa mengerjakan puasa sunnah Syawal dan nggak harus membayar hutang puasa Ramadhan terlebih dahulu. Namun, dalam mazhab Al-Malikiyah dan Asy-Syafi'yah, pandangan tersebut kurang afdal.
Puasa syawal merupakan kebaikan dari Allah SWT agar kita mendapatkan pahala setelah Ramadhan usai. Sayang banget kan untuk dilewatkan.