© Shutterstock.com
Setiap orang tua selalu merasa bahwa dirinya telah berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun terkadang pemikiran itu yang membuat beberapa di antara kita justru menjadi orang tua yang toxic.
Nggak bisa dipungkiri, membagi kasih sayang secara adil pada anak-anak kita merupakan hal yang nggak mudah untuk dilakukan. Namun kita nggak boleh menyerah dan harus tetap berusaha memberikan kasih sayang secara adil pada anak-anak.
Sementara itu, kebanyakan orang tua toxic justru nggak menyadari tindakan mereka yang seringkali memberikan kasih sayang lebih banyak hanya pada salah satu anak di dalam keluarga. Padahal peran orang tua sangat berpengaruh dalam hubungan persaudaraan anak.
Dilansir dari I Heart Intelligence, hubungan saudara kandung harusnya memang dibangun atas dasar cinta, rasa hormat, dukungan, dan perhatian. Namun nggak bisa dipungkiri jika hubungan ini sangat sulit dan rumit.
Apalagi jika hubungan persaudaraan berasal dari keluarga yang nggak berfungsi sebagaimana mestinya. Kenyataannya dalam keluarga yang sehat aja beberapa saudara kandung bisa nggak akur bahkan menjadi saingan.
Meskipun banyak alasan yang menyebabkan hubungan persaudaraan nggak akur, namun orang tua toxic bisa menjadi penyebab yang paling umum. Jika orang tua punya anak kesayangan dan dengan terang-terangan menunjukkannya, maka nggak heran jika hubungan persaudaraan antar anak terasa seperti sebuah persaingan.
Selain itu, sikap orang tua yang narsis, suka mengontrol, atau manipulatif juga akan membahayakan anak-anak mereka di masa depan tanpa bisa diperbaiki kembali. Lebih jauh lagi, orang tua narsistik dapat menggunakan strategi pengendalian pikiran dan manipulasi yang dapat merusak hubungan antar saudara.
Misalnya, menggunakan kambing hitam (teknik manipulasi di mana seseorang dipilih dan disalahkan secara nggak wajar) dapat menghancurkan harga diri seorang anak dan membuat saudara mereka menentang mereka. Sayangnya, di usia belia, anak-anak nggak mampu memahami perilaku orang tua yang salah dan manipulatif.
Makanya untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya kita terus mengevaluasi tindakan yang kita lakukan pada anak-anak. Usahakan untuk selalu berlaku adil pada setiap anak agar mereka nggak merasa mendapatkan kasih sayang yang berbeda.
Kita semua tentu ingin membangun kehidupan keluarga yang sehat dan penuh dengan cinta. Untuk itu, selalu pikirkan perasaan setiap anak dalam tindakan yang kita lakukan di dalam rumah.
Semoga informasi ini bisa membantu ya!